Mataram -
Seorang wanita asal Rusia bernama Mordovina Alexandra (44) hilang di Gunung Rinjani. Ada pesan terakhir yang ia kirimkan sebelum hilang.
Alexandra memberi tahu temannya saat mendaki Rinjani lewat pesan WhatsApp (WA). Pesan ini yang menjadi dasar untuk mencari keberadaan Alexandra.
"Dia kirim pesan ke temannya 'I climbed a volcano' pukul 15.15 Wita tanggal 30 Agustus 2024," kata Penanggung Jawab Evakuasi di Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR) I Gusti Ketut Suartha, Selasa (17/9/2024).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat ini, petugas memperluas area pencarian. Sejumlah peralatan digunakan. Salah satunya drone. Seperti diketahui, Alexandra dikabarkan hilang sejak Kamis (12/9/2024).
"Drone kami sudah terbangkan di beberapa titik sampai ke jalur Santong. Cuma sampai saat ini belum ada informasi dari tim tanda-tanda keberadaan korban," terang Gusti.
Tim pencarian yang terdiri dari unsur TNI, Polri, petugas TNGR, dan porter, menyusuri sejumlah titik hingga menuju jalur Santong, Lombok Utara.
"Pencarian bule Rusia masih di lokasi pencurian di Pelawangan Senaru, Batu Ceper Jalur Senaru, Gunung Samgkareang hingga ke jalur Santong, Lombok Utara," ujar Gusti.
Selain bukti pesan WA, petugas juga menemukan motor sewaan Alexandra yang digunakan selama berada di Lombok Utara. Motor itu berada di salah satu penginapan di Kecamatan Senaru, Lombok Utara, tepat di dekat jalur pendakian Gunung Rinjani.
"Ya ada motor korban. Jadi itu dibenarkan oleh pihak penginapan di situ. Tim masih bekerja ya, tapi tanda-tanda korban di atas Rinjani ini sebenarnya belum tahu persis. Kami masih menggali informasi dulu," beber Gusti.
"Kami mau pastikan apakah dia ke Rinjani atau tidak. Karena keterangan sahabat dia di Lombok sepeda motor digunakan ditinggal di penginapan," sambung Gusti.
Saat ini sepeda motor yang disewa Alexandra diamankan di Polsek Bayan. Sepeda motor itu diserahkan langsung oleh pemilik penginapan di Senaru, tempat Alexandra menginap.
Sementara itu, Gusti melanjutkan, sebagian besar pendaki Gunung Rinjani yang dimintai keterangan mengungkapkan tidak pernah melihat sosok yang mirip dengan Alexandra. Hanya satu pendaki sempat melihat pendaki mancanegara yang sangat mirip dengan Alexandra.
"Jadi kami masih mencari apakah ada pendaki dan porter yang pernah melihat korban. Tapi dari keterangan tim, ada yang pendaki yang melihat mirip dengan korban saat mendaki Rinjani," ujarnya.
Diduga Mendaki Lewat Jalur Ilegal
Gusti menjelaskan berdasarkan data base pendaki pada sistem online di laman e-Rinjani, nama Alexandra tidak pernah tercatat sebagai pendaki dalam rentang waktu 30 Agustus hingga 12 September 2024.
Hal itu menjadi kesulitan petugas melakukan pencarian korban. Diduga, dia mendaki secara ilegal.
"Karena kalau dia belum turun dan ada di dalam data pasti ketahuan. Dia kan tidak masuk ke sistem. Untuk jalur naiknya pun kami belum dapat pastikan lewat mana," tandas Gusti.
***
Baca berita selengkapnya di sini.
(bnl/bnl)