Inilah Pimpinan Suku Mauri yang Baru, Seorang Ratu

3 months ago 38
situs winjudi online winjudi winjudi slot online winjudi online Daftar slot gacor Daftar situs slot gacor Daftar link slot gacor Daftar demo slot gacor Daftar rtp slot gacor Daftar slot gacor online terbaru Daftar situs slot gacor online terbaru Daftar link slot gacor online terbaru Daftar demo slot gacor online terbaru Daftar rtp slot gacor online terbaru slot gacor situs slot gacor link slot gacor demo slot gacor rtp slot gacor informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya informasi online hari ini berita online hari ini kabar online hari ini liputan online hari ini kutipan online hari ini informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat situs winjudi online

Jakarta -

Raja Mauri, Raja Tuheitia Pootatau Te Wherowhero VII mangkat minggu lalu karena sakit yang dideritanya. Putrinya, Nga Wai Hono i te Po diangkat menggantikannya.

Diberitakan CNN, Jumat (6/9/2024) ratu baru tersebut tidak dimahkotai dan sebagai gantinya sebuah kitab suci yang telah digunakan sejak tahun 1858 diletakkan di atas kepalanya dan Uskup Agung Don Tamihere menggunakan minyak suci untuk menganugerahkan prestise, kesucian, kekuatan, dan esensi spiritual kepadanya.

"Raja baru tersebut diangkat dalam sebuah upacara yang dikenal sebagai Te Whakawahinga, dihadapan ribuan orang yang berkumpul untuk tangihanga (pemakaman dan penguburan) Kiingi Tuheitia," kata seorang juru bicara untuk Kiingitanga atau keluarga kerajaan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ribuan orang berkumpul di Tuurangawaewae, tempat pertemuan gerakan Raja, untuk mengucapkan selamat tinggal kepada mendiang dalam pemakaman tradisional.

Setelah putrinya diminyaki suci, peti jenazah Raja dibawa ke Sungai Waikato dengan kereta jenazah. Kemudian didayung dalam armada waka atau kano tradisional Maori ke Gunung Taupiri, tempat ia akan dimakamkan bersama bangsawan lain dan tokoh Maori terkemuka.

Raja atau Ratu Maori dianggap sebagai kepala tertinggi dari beberapa suku, atau iwi, tetapi tidak berafiliasi dengan semuanya. Peran raja tidak memiliki otoritas yudisial atau hukum di Selandia Baru dan sebagian besar bersifat seremonial.

Peran tersebut tidak harus turun-temurun tetapi dipilih oleh perwakilan dari iwi di seluruh negeri. Ratu baru, atau Kuini, adalah putri tunggal dan anak bungsu dari mantan Raja dan istrinya Te Atawhai Makau Ariki dan berusia 27 tahun.

Ratu baru ini memegang gelar Master of Arts dalam Tikanga (ilmu pengetahuan masyarakat) Maori dan telah bertugas di sejumlah dewan. Salah satunya Te Kohanga Reo National Trust, sebuah organisasi yang bertugas menghidupkan kembali bahasa Maori.

Perdana Menteri Selandia Baru Christopher Luxon mengatakan pemerintah menyambut baik pengangkatan ratu baru tersebut saat ia meneruskan kepemimpinan yang ditinggalkan oleh ayahnya.


(sym/sym)

Read Entire Article