Jakarta -
Raja Mauri, Raja Tuheitia Pootatau Te Wherowhero VII mangkat minggu lalu karena sakit yang dideritanya. Putrinya, Nga Wai Hono i te Po diangkat menggantikannya.
Diberitakan CNN, Jumat (6/9/2024) ratu baru tersebut tidak dimahkotai dan sebagai gantinya sebuah kitab suci yang telah digunakan sejak tahun 1858 diletakkan di atas kepalanya dan Uskup Agung Don Tamihere menggunakan minyak suci untuk menganugerahkan prestise, kesucian, kekuatan, dan esensi spiritual kepadanya.
"Raja baru tersebut diangkat dalam sebuah upacara yang dikenal sebagai Te Whakawahinga, dihadapan ribuan orang yang berkumpul untuk tangihanga (pemakaman dan penguburan) Kiingi Tuheitia," kata seorang juru bicara untuk Kiingitanga atau keluarga kerajaan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ribuan orang berkumpul di Tuurangawaewae, tempat pertemuan gerakan Raja, untuk mengucapkan selamat tinggal kepada mendiang dalam pemakaman tradisional.
Setelah putrinya diminyaki suci, peti jenazah Raja dibawa ke Sungai Waikato dengan kereta jenazah. Kemudian didayung dalam armada waka atau kano tradisional Maori ke Gunung Taupiri, tempat ia akan dimakamkan bersama bangsawan lain dan tokoh Maori terkemuka.
Raja atau Ratu Maori dianggap sebagai kepala tertinggi dari beberapa suku, atau iwi, tetapi tidak berafiliasi dengan semuanya. Peran raja tidak memiliki otoritas yudisial atau hukum di Selandia Baru dan sebagian besar bersifat seremonial.
Peran tersebut tidak harus turun-temurun tetapi dipilih oleh perwakilan dari iwi di seluruh negeri. Ratu baru, atau Kuini, adalah putri tunggal dan anak bungsu dari mantan Raja dan istrinya Te Atawhai Makau Ariki dan berusia 27 tahun.
Ratu baru ini memegang gelar Master of Arts dalam Tikanga (ilmu pengetahuan masyarakat) Maori dan telah bertugas di sejumlah dewan. Salah satunya Te Kohanga Reo National Trust, sebuah organisasi yang bertugas menghidupkan kembali bahasa Maori.
Perdana Menteri Selandia Baru Christopher Luxon mengatakan pemerintah menyambut baik pengangkatan ratu baru tersebut saat ia meneruskan kepemimpinan yang ditinggalkan oleh ayahnya.
(sym/sym)