Badung -
Tingkat hunian kamar hotel di Bali meningkat hingga 90 persen menjelang helatan MotoGP Mandalika 2024. Tingginya tingkat okupansi hotel di Pulau Dewata sempat disebut sebagai imbas ajang balap motor bergengsi yang akan digelar di Sirkuit Mandalika, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB).
"Kenaikannya, mencapai 80 persen hingga 90 persen rata. Terutama hotel-hotel di Kabupaten Badung," kata Wakil Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Bali I Gusti Ngurah Rai Suryawijaya dihubungi detikBali, Jumat (6/9/2024).
Suryawijaya menyebut peningkatan okupansi hotel di Bali sudah terjadi sejak Juni 2024 dan diprediksi hingga akhir Oktober mendatang. Menurutnya, sejumlah negara sudah memasuki musim liburan sehingga pariwisata Bali dalam kondisi high season.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pulau Dewata, dia berujar, masih menjadi tujuan turis asing untuk memanfaatkan masa liburan itu. "Memang, bulan-bulannya sedang bagus," kata Suryawijaya.
Suryawijaya mengatakan sejauh ini belum ada kenaikan harga kamar hotel di Bali. "Harga (kamar) masih normal saja untuk di Bali," sambungnya.
Bagaimana hotel di Lombok?
Sebelumnya, wisatawan domestik maupun asing disebut-sebut lebih memilih menginap di Bali saat perhelatan MotoGP Mandalika 2024. Ajang balap internasional itu akan berlangsung pada 27-29 September.
Harga kamar hotel di Lombok, NTB, sudah naik 'gila-gilaan' sejak awal September. Selain itu, para wisatawan dari Bali kini semakin mudah menuju Lombok karena mereka bisa menggunakan charter flight dan fast boat.
"Hal itu menyebabkan reservasi hotel-hotel di Lombok agak berkurang," kata Pembina dan Penasihat PHRI NTB I Gusti Lanang Patra, Kamis (5/9/2024).
Berdasarkan PHRI NTB, okupansi kamar hotel di Lombok menjelang MotoGP Mandalika 2024 didominasi pada hotel-hotel yang berada di zona satu. Rata-rata okupansi hotel berbintang berada di kisaran 90-95 persen. Sedangkan hotel nonbintang berupa homestay dan guest house berada di kisaran 30-40 persen.
Berikutnya, rata-rata okupansi hotel berbintang di zona dua yang meliputi Kota Mataram berada di kisaran 40-50 persen. Sedangkan, okupansi hotel nonbintang di zona tersebut berada di kisaran 10-30 persen.
"Untuk zona tiga, Senggigi dan sekitarnya baru 30 persen okupansi hotel berbintangnya. Ketersediaan kamar kita (jelang MotoGP) masih banyak," tutur Lanang.
Artikel ini telah tayang di detikbali
(sym/sym)