Neraca Dagang RI Surplus 52 Bulan Beruntun, Ini Penyebabnya

3 months ago 32
situs winjudi online winjudi winjudi slot online winjudi online Daftar slot gacor Daftar situs slot gacor Daftar link slot gacor Daftar demo slot gacor Daftar rtp slot gacor Daftar slot gacor online terbaru Daftar situs slot gacor online terbaru Daftar link slot gacor online terbaru Daftar demo slot gacor online terbaru Daftar rtp slot gacor online terbaru slot gacor situs slot gacor link slot gacor demo slot gacor rtp slot gacor informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya informasi online hari ini berita online hari ini kabar online hari ini liputan online hari ini kutipan online hari ini informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat situs winjudi online

Jakarta -

Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan neraca perdagangan Indonesia pada Agustus 2024 surplus US$ 2,90 miliar. Ini merupakan surplus 52 bulan beruntun yang terjadi sejak Mei 2020.

"Surplus Agustus 2024 ini lebih tinggi dibandingkan dengan surplus Juli 2024, tetapi masih lebih rendah jika dibandingkan dengan surplus pada Agustus 2023," kata Deputi Bidang Distribusi dan Jasa BPS, Pudji Ismartini dalam konferensi pers, Selasa (17/9/2024) kemarin.

Pudji menyebut surplus neraca perdagangan Agustus 2024 ditopang surplus komoditas nonmigas sebesar US$ 4,34 miliar. Komoditas penyumbang surplus utama adalah bahan bakar mineral, lemak dan minyak hewan/nabati, serta besi dan baja.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Surplus neraca perdagangan nonmigas Agustus 2024 ini lebih tinggi jika dibandingkan dengan bulan lalu, tetapi lebih rendah jika dibandingkan dengan bulan yang sama pada tahun lalu," bebernya.

Kinerja positif ekspor nonmigas tersebut didukung oleh ekspor komoditas berbasis sumber daya alam (SDA) seperti lemak dan minyak hewani/nabati (CPO), bijih logam, terak dan abu, maupun ekspor produk manufaktur seperti mesin dan perlengkapan elektrik, peralatan mekanis, serta kendaraan dan bagiannya. Berdasarkan negara tujuan, ekspor nonmigas ke China, Amerika Serikat (AS), dan India menjadi kontributor utama ekspor Indonesia.

Surplus neraca perdagangan terjadi karena ekspor masih lebih besar dari impor. Pada Agustus 2024, ekspor Indonesia US$ 23,56 miliar atau meningkat 5,97% secara bulanan dan 7,13% secara tahunan dengan penyumbang utama adalah sektor industri pengolahan.

Sementara itu, nilai impor Indonesia mencapai US$ 20,67 miliar atau turun 4,93% secara bulanan, tetapi meningkat 9,46% secara tahunan. Impor bahan baku/penolong menjadi penyumbang utama penurunan nilai impor secara bulanan sekaligus peningkatan nilai impor secara tahunan.

Pada saat yang sama, neraca perdagangan komoditas migas defisit US$ 1,44 miliar. Komoditas penyumbang defisit adalah hasil minyak dan minyak mentah.

"Defisit neraca perdagangan migas Agustus 2024 ini tidak sedalam bulan sebelumnya, tetapi masih lebih dalam jika dibandingkan dengan bulan yang sama tahun lalu," tutur Pudji.

(kil/kil)

Read Entire Article