Jakarta -
Selama di Jakarta, Paus Fransiskus dilayani oleh Roberto Fiorini sebagai chef pribadi. Sang chef mengungkap makanan favorit Paus Fransiskus dan sosoknya yang hangat penuh canda di meja makan.
Kunjungan Paus Fransiskus ke Jakarta pada 3-6 September 2024 menorehkan banyak cerita menarik. Tak terkecuali soal makanan yang disajikan padanya dan apa yang disukai pemimpin tertinggi gereja Katolik di dunia tersebut.
Hal ini diungkap Roberto Fiorini, chef pribadi selama kunjungan Paus Fransiskus ke Jakarta. Executive chef Albagroup itu mengungkapnya dalam temu media (6/9/2024) di Alba Ristorante.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Chef Roberto yang berpengalaman lebih dari 20 tahun di dapur restoran Italia ini mengungkap ia menyajikan makanan Italia yang simpel, tapi tetap dibuat dengan teknik masak tinggi untuk Paus Fransiskus.
Ia mengatakan tidak disarankan untuk menyajikan makanan yang terlalu mewah, tetapi makanan yang memang benar-benar bisa dimakan oleh Paus Fransiskus. "Kami pakai teknik yang bagus dengan produk (bahan makanan) yang bagus pula," kata chef Roberto.
Chef Roberto Fiorini bertugas sebagai chef pribadi Paus Fransiskus selama di Jakarta. Foto: Albagroup
Kebanyakan menu yang disajikan untuk Paus Fransiskus adalah menu Italia yang memang jadi menu andalan jaringan restoran Albagroup. Hanya saja chef Roberto memberikan sentuhan spesial dari segi pembuatan hingga padu padan beberapa menu.
Salah satunya Crispy Pulled Lamb Shoulder yang disajikan dengan Cous-Cous. Menurut chef Roberto, olahan daging bahu domba ini dibuat dengan proses panjang, bahkan sampai 2 hari!
Untuk membuat Cous-Cous juga mengikuti langkah-langkah tradisional sampai 3 jam. Menu ini disebut chef Roberto punya tekstur daging yang garing di luar dan lembut di dalam.
Chef Roberto menyajikannya dengan bawang bombai yang terkaramelisasi dan kentang. Paus Fransiskus sangat suka menu ini.
Ia juga disuguhi Pappardelle Al Ragu D'Anatra, pasta papardelle dengan duck ragu yang populer di Italia. Menu ini dapat ditemukan di restoran Casa Alba di Jakarta.
Juga stuffed chicken dengan isian jamur disajikan pada Paus Fransiskus. Menurut chef Roberto, menu ini diolah dengan teknik sous vide 60 derajat selama 2 jam, lalu dipanggang.
Panne Della Memoria yang bikin Paus Fransiskus jatuh cinta. Foto: Albagroup
Lalu ada Panne Della Memoria yang menurut chef Roberto punya cerita unik. Hidangan berupa roti ini umum dinikmati di Italia, dibuat dari roti sisa kemarin yang dihangatkan kembali. Biasanya disajikan dengan madu, keju ricotta, dan lainnya.
"(Bedanya Panne Della Memoria) saya bikin jadi dessert. Saya rendam roti dengan vanilla dan custard cream. Ditaruh es krim dan ricotta. Paus Fransiskus sangat suka," kata chef Roberto.
Ia juga menyukai salad buah yang terdiri dari aneka buah yang dipotong kecil-kecil (diced). "Salad buah ini dimarinasi 1 jam sama lemon dan gula. Lalu ditaruh di cup. Bisa dimakan langsung atau ditambahkan es krim," jelas chef Roberto.
Tak ketinggalan menu tiramisu buatan chef Roberto yang bikin Paus Fransiskus jatuh cinta. Tiramisu ini dibuat versi klasik dan rasa sangat ringan tanpa penambahan alkohol.
Michele Carbotti, General Manager Albagroup menambahkan kalau Paus Fransiskus sangat suka buah. Ia bahkan spesifik ingin mencoba buah musiman di Indonesia.
Akhirnya ia mencoba pepaya, semangka, dan pisang. "Dia terkesima dengan buah-buahan lokal," kata Michele.
Hal lain yang menarik dari sosok Paus Fransiskus untuk chef Roberto dan Michele adalah sosoknya yang sangat menghargai makanan dan orang yang membuatnya. Menu-menu yang disajikan disantap sampai bersih oleh Paus Fransiskus.
Chef Roberto (kiri) dan Michele (kanan) yang berkesempatan melayani Paus Fransiskus selama di Jakarta. Foto: detikfood
Ia juga sosok yang hangat, termasuk ketika di meja makan. "Pope suka bercanda ketika memuji makanan yang disajikan. Pope suka mencairkan suasana dengan bercanda. Di meja makan bersama Pope juga ada suasana hangat yang terasa, seperti di rumah," timpal chef Roberto dan Michele.
Bagi chef Roberto, melayani Paus Fransiskus adalah salah satu pencapaian besar dalam hidupnya. Ia biasanya tidak terlalu kewalahan usai menyajikan makanan untuk tokoh terkenal, tapi berbeda dengan pengalamannya kali ini.
"Bagi saya ini kehormatan besar. Setelah masak untuk banyak orang terkenal di dunia, tapi yang ini sangat spesial. Pope adalah orang spesial. Saya asalnya dari Roma jadi saya mendengar soal Pope tiap detik selama hidup saya," tutup chef Roberto.
(adr/odi)