Pesawat Presiden Venezuela Disita AS karena Pembelian Ilegal

3 months ago 15
situs winjudi online winjudi winjudi slot online winjudi online Daftar slot gacor Daftar situs slot gacor Daftar link slot gacor Daftar demo slot gacor Daftar rtp slot gacor Daftar slot gacor online terbaru Daftar situs slot gacor online terbaru Daftar link slot gacor online terbaru Daftar demo slot gacor online terbaru Daftar rtp slot gacor online terbaru slot gacor situs slot gacor link slot gacor demo slot gacor rtp slot gacor informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya informasi online hari ini berita online hari ini kabar online hari ini liputan online hari ini kutipan online hari ini informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat situs winjudi online

Jakarta -

Amerika Serikat (AS) telah menyita pesawat Presiden Venezuela Nicolas Maduro pada Senin (2/9/2024). Penyitaan itu lantaran pembeliannya yang tidak sah.

Melansir ABC News, Kamis (5/9/2024), investigasi yang dipimpin Homeland Security Investigations (HSI) menemukan pesawat milik Presiden Venezuela tersebut berada di Republik Dominika.

Menurut Departemen Kehakiman, pesawat tersebut adalah Dassault Falcon 900EX yang dibeli dari sebuah perusahaan di Florida. Namun, pesawat itu diekspor secara ilegal pada April 2023 dari AS ke Venezuela melalui Karibia.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pesawat tersebut kerap digunakan perjalanan internasional Maduro dan terbang ke dan dari pangkalan militer di Venezuela. Pesawat itu pun telah terlihat dalam foto-foto kunjungan kenegaraan Maduro ke seluruh dunia sebelumnya.

Pemerintah AS lantas menyita pesawat tersebut dan langsung diterbangkan ke Florida pada Senin (2/9/2024). Menurut sumber, Presiden Maduro tidak ada di dalam pesawat saat itu.

"Pagi ini, Departemen Kehakiman menyita sebuah pesawat yang kami duga dibeli secara ilegal seharga USD 13 juta (sekitar Rp 201 miliar) melalui sebuah perusahaan cangkang dan diselundupkan ke luar Amerika Serikat untuk digunakan oleh Nicolás Maduro dan kroni-kroninya," ujar Jaksa Agung Merrick Garland dalam sebuah pernyataan.

"Departemen akan terus mengejar mereka yang melanggar sanksi dan kontrol ekspor kami untuk mencegah mereka menggunakan sumber daya Amerika untuk merusak keamanan nasional Amerika Serikat," pernyataan ditambahkan.

Menurut agen khusus HSI Miami, Anthony Salisbury, penyitaan pesawat itu merupakan langkah baik yang dilakukan HSI. Mereka bekerja sama dengan mitra lokal maupun internasional untuk melawan transaksi ilegal itu.

Mengutip CNN, Presiden Republik Dominika Luis Abinader mengatakan bahwa pesawat yang disita AS tersebut nyatanya tidak terdaftar atas nama pemerintah Venezuela. Melainkan terdaftar atas nama individu.

Menteri Luar Negeri Republik Dominika Roberto Allvarez pun mengatakan Kantor Jaksa Agung Republik Dominika telah menerima perintah untuk melumpuhkan pesawat itu sejak Mei lalu. AS meminta pesawat itu dilumpuhkan agar mereka dapat mencari bukti dari kegiatan gelap yakni penipuan, penyelundupan barang, dan pencucian uang.

Di sisi lain, pemerintah Venezuela mengatakan penyitaan pesawat itu sebagai pembajakan. Mereka juga menuduh Washington meningkatkan agresi terhadap pemerintahan Maduro menyusul adanya sengketa pemilihan presiden sejak Juli lalu.

"Sekali lagi, pihak berwenang Amerika Serikat, dalam praktik kriminal berulang yang tidak dapat dilabeli apa pun selain pembajakan, telah secara ilegal menyita sebuah pesawat terbang yang telah digunakan oleh presiden Republik, membenarkan tindakannya dengan tindakan pemaksaan yang, secara ilegal dan sepihak, mereka paksakan ke seluruh dunia," kata pernyataan tersebut.

"Amerika Serikat telah menunjukkan bahwa mereka menggunakan kekuatan ekonomi dan militernya untuk mengintimidasi dan menekan negara-negara seperti Republik Dominika untuk menjadi kaki tangan dalam tindakan kriminalnya. Ini adalah contoh dari 'tatanan berbasis aturan' yang seharusnya, yang, dengan mengabaikan hukum internasional, berusaha untuk menegakkan hukum yang terkuat," katanya.

Sebelumnya, Maduro dan kroninya dikabarkan telah memanipulasi hasil pemilu pada 28 Juli lalu.

"Selama sebulan terakhir, seperti yang ditunjukkan oleh berbagai sumber independen, Maduro dan para wakilnya telah mengutak-atik hasil pemilihan presiden pada tanggal 28 Juli, mengklaim kemenangan secara tidak benar, dan melakukan penindasan yang meluas untuk mempertahankan kekuasaan secara paksa," ujar juru bicara Dewan Keamanan Nasional AS.


(wkn/fem)

Read Entire Article