Jakarta -
Seorang pria berkulit hitam mengalami insiden rasisme di restoran cepat saji. Struk pembayarannya ditulis 'Monyet' sebagai namanya.
Kejadian rasisme masih kerap terjadi di restoran. Banyak kejadian di mana pelayan hingga pemilik restoran bersikap arogan kepada pelanggan yang berkulit hitam.
Seperti yang dialami oleh Marquise Vanzego di Maryland, Amerika Serikat ini. Berawal ketika ia sedang beli makanan di restoran Chick-fil-A untuk makan malam pada (23/08/24).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia memesan menu lewat layanan lantatur atau drive thru. Pelayan di sana memanggil dengan sebutan 'Monyet' ketika pesanannya jadi. Awalnya, ia tidak mengira bahwa sebutan itu untuk dirinya.
Rasis! Pria Berkulit Hitam Disebut 'Monyet' saat Beli Makan di Restoran Foto: TODAY
Namun, ketika pelayan memastikan bahwa isi pesanannya adalah sepotong ayam goreng, kentang goren, es minuman limun, ia baru menyadari bahwa itu pesanannya.
Menyadari sebutan nama hewan itu tertuju padanya, ia mengaku hatinya hancur. Apalagi ketika melihat struk pembayaran yang benar-benar ditulis 'Monyet' sebagai namanya.
"Hati saya hancur, rasa sakitnya tidak jauh berbeda dari berduka dan putus cinta," tuturnya seperti yang dikutip dari TODAY (31/08/24).
Vanzego langsung melaporkan kejadian ini dengan manager yang sedang bertugas. Manager tersebut meminta maaf dan menawarkan pengembalian dana atas pesanan tersebut.
Rasis! Pria Berkulit Hitam Disebut 'Monyet' saat Beli Makan di Restoran Foto: TODAY
Insiden ini menjadi viral setelah dibagikan oleh Vanzego lewat Facebook dan Instagramnya. Beberapa netizen mempertanyakan apakah adakah kesalahan intercom.
Mengingat Vanzego memesan menu lewat drive thru yang biasanya komunikasi dengan pelayan menggunakan intercom. Bisa jadi ada kemungkinan salah dengar.
Namun, Vanzego menegaskan bahwa saat memesan menunya tersebut ia memesan langsung dengan pelayan lelaki muda. Pihak restoran enggan untuk memecat karyawan tersebut karena usianya terlalu muda.
Vanzego pun meminta untuk berkomunikasi langsung dengan karyawan tersebut tetapi tidak diberi izin. Vanzego berharap karyawan itu mendapat sanksi.
"Saya yakin dia harus bertanggung jawab atas apa yang telah dia lakukan. Saya mengerti dia masih muda, masih 17 tahun, masih belajar, tapi gak seharusnya bersikap rasis," tutup Vanzego.
(raf/odi)