Jakarta -
YouTuber Saaih Halilintar ramai diperbincangkan setelah gagal maju ke PON 2024 karena telat melengkapi administrasi. Namun kini adik Atta Halilintar itu juga disorot di media sosial lantaran disebut nggak mau pakai caddy saat main golf.
Seorang netizen menulis Saaih lebih memilih kamerawannya yang membawa segala perlengkapan olahraganya di lapangan. Ia menilai anak keenam dari keluarga Gen Halilintar itu cuma bergaya elit di media sosial saja.
Saaih Halilintar yang ditemui di kawasan Mampang, Jakarta Selatan, Selasa (10/9/2024), diminta tanggapan soal omongan warganet yang ramai diperbincangkan. Namun, ia justru menjawab ke hal lain.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"PON kan 4 tahun sekali ya. Kita lihat ya," ujarnya.
Pemilik 12 juta pelanggan di YouTube itu malah membicarakan soal kesukaannya main golf telah mendapat tawaran sampai ke luar negeri. Ia memohon doanya bisa memberikan yang terbaik.
"Alhamdulillah ini salah satu yang bikin aku happy, kita dapat tawaran untuk turnamen di luar negeri. Jadi semoga kita bisa membawa nama Indonesia," tuturnya.
Sebelumnya Saaih Halilintar mengutarakan kekecewaannya gagal maju ke PON 2024 karena telat melengkapi administrasi. Ia merasa ada yang janggal dari hal tersebut.
"Aku juga merasa aneh dan kaget ya pas dibilangnya karena masalah itu. Padahal aku sudah punya NPWP dari 2020 dan BPJS itu juga sudah punya dari beberapa tahun lalu. Aku nggak paham lagi sih kenapa (begitu)," katanya saat ditemui di studio Rumpi, Transmedia, Jakarta Selatan, Senin (9/9/2024).
Pihak Saaih Halilintar juga menjelaskan sama sekali tidak pernah menerima pesan singkat yang dimaksud Paulus Rudy. Sebelumnya Paulus selaku Manajer Tim PON Cabor Golf dari Provinsi Banten sempat mengatakan tak boleh NPWP yang diserahkan adalah punya orang tua.
"Nggak ada WA itu sama sekali sampai orang pajak juga menghubungi, kita menanyakan masalah itu. Kenapa sampai kok nggak bisa ikut karena masalah itu. Padahal itu katanya bisa menyusul setelah nanti dapat hadiah kan bisa diurus," tutur Ibu Gen Halilintar, Lenggogeni Faruk, dalam kesempatan yang sama.
(mau/pus)