Viral 50 Lumba-lumba Mati Terdampar di NTT, ternyata Ikan Paus

3 months ago 14
situs winjudi online winjudi winjudi slot online winjudi online Daftar slot gacor Daftar situs slot gacor Daftar link slot gacor Daftar demo slot gacor Daftar rtp slot gacor Daftar slot gacor online terbaru Daftar situs slot gacor online terbaru Daftar link slot gacor online terbaru Daftar demo slot gacor online terbaru Daftar rtp slot gacor online terbaru slot gacor situs slot gacor link slot gacor demo slot gacor rtp slot gacor informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya informasi online hari ini berita online hari ini kabar online hari ini liputan online hari ini kutipan online hari ini informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat situs winjudi online

Alor -

Viral 50 lumba-lumba mati terdampar di Pantai Pureman, Kecamatan Pureman, Alor, Nusa Tenggara Timur (NTT). Awal mulanya lumba-lumba ini ditemukan oleh warlok.

Lumba-lumba yang mati terdampar ditemukan warga bernama Eka Blegur. Pria berusia 25 tahun itu menduga masih banyak ada lumba-lumba terdampar lainnya yang mati di tengah laut.

"Iya, benar ada 50 ekor itu dan bisa lebih karena ikan yang lain masih di laut, sementara yang di darat itu totalnya 50 ekor," ujar Eka melalui sambungan telepon, Jumat (6/9/2024).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Eka menyampaikan terdamparnya puluhan lumba-lumba itu terjadi sekitar pukul 16.00 Wita. "Jadi sepertinya dari Dinas Perikanan dan Kelautan sudah amankan" katanya.

Hal senada disampaikan Aksa Pandu (33). Menurutnya, puluhan lumba-lumba terdampar itu menjadi tontonan warga. "Tidak tahu sampai sekarang akibat apa ikan lumba-lumba itu bisa mati," ujar Aksa melalui telepon.

Kapolres Alor AKBP Supriadi Rahman mengungkapkan lokasi lumba-lumba terdampar sangat jauh dari ibu kota Kecamatan Pureman. Supriadi juga belum mengetahui pasti penyebab kematian puluhan lumba-lumba tersebut.

"Terkait lumba-lumba merupakan kewenangan BKKPN (Balai Kawasan Konservasi Perairan Nasional)," jelas Supriadi.

Supriadi sudah memerintahkan anggotanya untuk mengeceknya langsung lumba-lumba yang terdampar. Namun, menurutnya, akses ke sana hanya bisa dilalui dengan perahu motor.

"Kondisi laut juga kurang bersahabat dan tidak ada perahu yang bisa digunakan. Di sana juga sulitnya jaringan komunikasi sehingga menyulitkan koordinasi," jelas Supriadi.

Bukan lumba-lumba, tapi paus

Ternyata, puluhan lumba-lumba yang viral ini adalah paus pilot (Globicephala macrorhynchus). Hal ini diungkapkan Kepala Balai Kawasan Konservasi Perairan Nasional (BKKPN) Kupang, Imam Fauzi

Imam menjelaskan BKKPN belum mengetahui pasti penyebab kematian 50 mamalia laut itu. BKKPN Kupang, Imam berujar, akan mengambil sampelnya untuk diuji di laboratorium di Denpasar agar bisa mengetahui penyebab kematiannya lebih lanjut.

Menurut Imam, kondisi wilayah dan perairan di sana cukup sulit dijangkau, sehingga BKKPN Kupang berkoordinasi dengan Polres Alor untuk melakukan indentifikasi awal. Termasuk mendata dan memastikan kondisinya di lokasi kejadian secara langsung.

"Hasil pendataan awal akan menjadi dasar untuk penanganan lanjutan dari pihak UPTD Pengelola Taman Perairan Kepulauan Alor dan BPSPL Denpasar Kementerian Kelautan dan Perikanan," jelas Imam.

Imam melanjutkan, mengimbau kepada warga setempat agar tidak mengambil bagian apapun dari paus tersebut. Ini untuk mencegah hal-hal tidak diinginkan akibat dari kematian yang belum diidentifikasi.

"Untuk penanganan selanjutnya akan disampaikan setelah identifikasi awal," tandas Imam.

Baca artikelnya di detikbali


(sym/sym)

Read Entire Article