Aktivis Buddha Tolak Pemasangan Stairlift di Candi Borobudur, Ini Alasannya

1 month ago 25
situs winjudi online winjudi winjudi slot online winjudi online Daftar slot gacor Daftar situs slot gacor Daftar link slot gacor Daftar demo slot gacor Daftar rtp slot gacor Daftar slot gacor online terbaru Daftar situs slot gacor online terbaru Daftar link slot gacor online terbaru Daftar demo slot gacor online terbaru Daftar rtp slot gacor online terbaru slot gacor situs slot gacor link slot gacor demo slot gacor rtp slot gacor informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya informasi online hari ini berita online hari ini kabar online hari ini liputan online hari ini kutipan online hari ini informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat situs winjudi online

Jakarta -

Dharmapala Nusantara-Forum Aktivis Buddhis Bersatu menolak pemasangan stairlift di Candi Borobudur. Selain dinilai mencemari visual otentik Candi Borobudur, pemasangan starlift dianggap menghilangkan kesakralan monumen itu sendiri.

"Meskipun kami mencatat adanya klarifikasi Menteri Kebudayaan bahwa instalasi yang dimaksud bukanlah eskalator masif, melainkan stairlift yang diklaim bersifat non-permanen dan tidak merusak, kami tetap memandang rencana ini dengan kekhawatiran dan sejumlah pertanyaan kritis yang mendasar," ujar Ketua Umum Dharmapala Nusantara-Forum Aktivis Buddhis Bersatu, Kevin Wu, dalam keterangannya kepada wartawan, Rabu (28/5/2025).

Kevin Wu mengatakan Candi Borobudur bukan sekadar monumen atau benda purbakala, melainkan monumen hidup yang memberikan pesan moral dan kebijaksanaan bagi siapa saja yang mengunjunginya. Untuk mendapatkan pengalaman dan pesan yang disampaikan oleh Candi Borobudur, setiap pengunjung hendaknya melakukan pradaksina/mengelilingi Candi Borobudur di setiap tingkatannya sebab di sana ada relif-relif yang menyimpan pesan moral, spiritual dan kebijaksanaan yang universal dan sangat bermanfaat bagi umat manusia.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Jika mengunjungi Candi Borobudur dengan langsung menaiki puncaknya, seseorang tidak akan memperoleh manfaat apapun kecuali melihat pemandangan, sebab cerita-cerita moral yang terpahat dalam dinding-dinding Candi Borobudur tidak ia dapatkan, dengan demikian tujuan mengunjungi Candi Borobudur hanya sebatas wisata biasa," ujarnya.

Bertolak Belakang dengan Konservasi

Ia menyampaikan Candi Borobudur merupakan monumen sakral yang keagungan dan nilai universalnya terletak pada keaslian material, desain, teknik pengerjaan, serta lanskap visualnya yang harmonis. Pemasangan instalasi modern, sekalipun diklaim 'ringan' dan 'tidak menembus batu', secara inheren akan mengintroduksi elemen asing yang berpotensi mengganggu otentisitas visual dan pengalaman spiritual pengunjung.

"Apakah klaim 'tidak merusak' telah melalui uji tuntas independen dan transparan yang hasilnya dapat dipertanggungjawabkan kepada publik, khususnya terkait dampak getaran mikro, tekanan, atau perubahan kondisi permukaan batu akibat kontak jangka panjang, sekalipun temporer?" tanyanya.

Rencana pemasangan stairlift ini menurutnya juga tidak sejalan dengan upaya konservasi yang selama ini telah berjalan. Selama ini masyarakat memahami dan mendukung kebijakan ketat di Borobudur seperti kewajiban penggunaan sandal khusus (upanat) oleh pengunjung demi melindungi setiap jengkal batuan candi dari abrasi.

"Kebijakan ini menunjukkan betapa rapuhnya material candi dan betapa seriusnya kita dalam upaya pelestariannya. Lantas, bagaimana kita dapat menerima instalasi mekanis seperti stairlift--yang secara bobot dan potensi gesekan jelas jauh melampaui dampak alas kaki--dipasang pada struktur yang sama rapuhnya? Ini adalah sebuah kontradiksi yang patut dipertanyakan secara mendalam. Bukankah ini sebuah langkah mundur dari semangat konservasi yang telah dibangun?" lanjutnya.


Simak Video: Pemasangan Stairlift Borobudur Disebut untuk Memudahkan Presiden Macron

Baca selanjutnya: penjelasan PCO

Pertanyakan Urgensi Pemasangan Stairlift

Dharmapala Nusantara mempertanyakan urgensi pemasangan stairlift di Candi Borobudur. Selama berpuluh-puluh tahun, masyarakat, termasuk lansia dan mereka yang memiliki keterbatasan fisik, telah mengunjungi Borobudur dan menerima kondisinya apa adanya.

"Banyak yang memilih untuk tidak memaksakan diri naik ke tingkat atas demi menghormati keterbatasan fisik pribadi maupun integritas candi. Apakah memang ada desakan publik yang masif dan mendesak untuk fasilitas semacam ini, ataukah ini lebih didorong oleh kebutuhan pragmatis jangka pendek yang mengorbankan prinsip pelestarian jangka panjang?" katanya lagi.

Dharmapala Nusantara-Forum Aktivis Buddhis Bersatu secara tegas menolak pemasangan stairlift di Candi Borobudur. Kalaupun hanya sementara, keberadaan starlift dianggap akan mencemari visual otentik Candi Borobudur.

"Kami menolak dengan tegas wacana pemasangan stairlift secara permanen. Instalasi tersebut, bahkan jika hanya sementara, akan mencemari visual autentik Candi Borobudur dan berpotensi membuka preseden bagi intervensi-intervensi teknologi lainnya di masa depan. Candi Borobudur bukanlah taman hiburan yang dapat ditambahi fasilitas artifisial demi kenyamanan sesaat. Kesakralan dan kemegahannya justru terpancar dari keaslian dan kesederhanaan aksesnya yang menuntut penghormatan," paparnya.

Lebih lanjut, Dharmapala Nusantara-Komunitas Akt...

Read Entire Article