Eks Menkes Nila Moeloek Akui Bullying PPDS, Sebut Dokter Profesi Penuh Tekanan

3 months ago 40
situs winjudi online winjudi winjudi slot online winjudi online Daftar slot gacor Daftar situs slot gacor Daftar link slot gacor Daftar demo slot gacor Daftar rtp slot gacor Daftar slot gacor online terbaru Daftar situs slot gacor online terbaru Daftar link slot gacor online terbaru Daftar demo slot gacor online terbaru Daftar rtp slot gacor online terbaru slot gacor situs slot gacor link slot gacor demo slot gacor rtp slot gacor informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya informasi online hari ini berita online hari ini kabar online hari ini liputan online hari ini kutipan online hari ini informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat situs winjudi online

Jakarta -

Menteri Kesehatan RI periode 2014-209 Prof Nila Moeloek membenarkan adanya kasus bullying atau perundungan di lingkup program pendidikan dokter spesialis (PPDS). Menurutnya, kasus semacam ini nyaris terjadi di semua sektor pekerjaan dan lingkungan lain termasuk sekolah, tidak hanya selalu berkaitan dengan PPDS.

Prof Nila menyebut dokter merupakan profesi penuh tekanan, karena berkaitan dengan menyelamatkan nyawa seseorang. "Sekolah kedokteran itu stres, karena saya juga dulu berpikir, harus menyelamatkan nyawa, ini taruhannya nyawa," kata dia saat ditemui di kawasan Jakarta Selatan, Kamis (19/10/2024).

"Berbeda dengan pekerjaan lain yang mungkin tidak berkaitan dengan nyawa," lanjutnya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Meski begitu, Prof Nila tidak membenarkan dalih apapun di balik proses perundungan, termasuk alasan untuk menguatkan mental seorang dokter ketika nantinya berpraktik menghadapi banyak pasien. Temuan semacam ini, jelas harus menjadi evaluasi bersama termasuk pemerintah dalam pengelolaan sistem PPDS.

"Ini lah yang harus kita selesaikan. Yang menjadi pimpinan harus menyelesaikan ketika itu sudah kelewatan, bila perlu pelaku bullying dikeluarkan," tutur dia.

"Tapi jangan juga digeneralisir semua menjadi pelaku bullying, karena banyak juga dokter-dokter kita yang baik," tutupnya.

Terkait kematian 'dr ARL', almarhumah yang sebelumnya menjalani PPDS di Universitas Diponegoro, Prof Nila ikut berduka. Dirinya menyesalkan hal tersebut terjadi.

"Mungkin benar ada bullying karena pihak Undip juga sudah mengaku. Tetapi apakah betul benar berkaitan dengan bunuh diri karena bullying, atau karena stres, atau karena ada dirinya merasa sakit yang tidak tertahankan itu yang perlu ditelusuri lebih lanjut," papar dia.


(naf/up)

Read Entire Article