Kampanye Sepakbola Indonesia yang Fair Play dan Sportif

1 month ago 24
situs winjudi online winjudi winjudi slot online winjudi online Daftar slot gacor Daftar situs slot gacor Daftar link slot gacor Daftar demo slot gacor Daftar rtp slot gacor Daftar slot gacor online terbaru Daftar situs slot gacor online terbaru Daftar link slot gacor online terbaru Daftar demo slot gacor online terbaru Daftar rtp slot gacor online terbaru slot gacor situs slot gacor link slot gacor demo slot gacor rtp slot gacor informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya informasi online hari ini berita online hari ini kabar online hari ini liputan online hari ini kutipan online hari ini informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat situs winjudi online

Jakarta -

Kampanye Sepakbola Fair Play dan Sportif terus dilakukan di Indonesia. Tujuannya untuk mencapai iklim sepakbola sehat yang didambakan.

Isu terkait praktik uang dalam sepakbola usia muda menjadi perhatian banyak pihak terus mewarnai. Hal inilah yang kemudian menjadi salah satu pembahasan dalam Seminar SEPAKBOLA (Seminar Edukasi Penggiat Anti Korupsi Bikin Olahraga Lebih Ajib), yang digelar di Jakarta, Jumat (30/5/2025).

Acara ini terselenggara atas dukungan dari Asisten Deputi Olahragawan Elit Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) RI, Budi Ariyanto Muslim. Dengan kolaborasi antara Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK RI) dan Sport Corner Indonesia.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hadir dalam acara tersebut adalah, Direktur Sosialisasi dan Kampanye Antikorupsi KPK RI, Amir Arief, mantan penyerang Timnas Indonesia, Indriyanto Nugroho, hingga Presiden Asosiasi Pesepakbola Profesional Indonesia (APPI), Andritany Ardhiyasa.

"Bagaimana keresahan dari masyarakat dan di bola sendiri, sepakbola yang semestinya menjunjung tinggi sportivitas dan fairplay, ternyata banyak aspek yang dicederai. Dari pembinaan usia dini, usia menengah, semi-profesional, profesional, pengelolaan liga dan pengelolaan organisasi sendiri dan klubnya sendiri, dimana seharusnya prinsip transparansi dan akuntabilitas," kata Amir Arief saat menyampaikan materinya.

"Karena itulah KPK menyambut baik acara Sport Corner, dan mengajak dari Kemenpora. Karena ini tugas utama kita. Sport itu dari bahasa latin permainan yang menjunjung suka cita, penghormatan kepada value fair play dan sportivitas. Bukan menghalalkan segala cara, bukan membayar duit buat naik kelas, bukan curi umur ketika kompetisi umur," ujarnya menambahkan.

Indriyanto Nugroho yang kini terlibat aktif di sepakbola usia muda menyayangkan terkait dengan isu suap-menyuap di sepakbola usia muda. Menurutnya hal ini menghambat perkembangan sepakbola itu sendiri.

"Sepakbola tidak seharusnya seperti itu, kita lihat kualitas sepakbola, terutama di Eropa, bagaimana mereka bisa menciptakan pemain-pemain berkualitas. Karena mereka fokus, latihan serius konsentrasi dan kedisiplinan," tutur Indriyanto.

"Karena sepakbola bukan dilihat dari finansial orang tua, tapi bagaimana kualitas mereka setiap harinya, latihan, teknik dan taktik, dan mental. Saya berharap ke depan lebih baik lagi," ucapnya.

Sementara Andritany Ardhiyasa meyakini jika praktek itu ada, akan merugikan banyak pihak. Baik secara tidak langsung maupun secara langsung.

"Sebab jika praktek itu berjalan, berarti ada talenta yang disingkirkan. Ada talenta yang sebenarnya mereka punya talenta bisa kita katakan lolos, tanpa sogok-menyogok, akhirnya disingkirkan. Itu pasti akan berkembang ke depan, tidak akan ada sepakbola yang murni yang bisa mengangkat sepakbola kita," ucap kiper Persija Jakarta itu.

"Karena di grassroot 'korupsi di sana', bagaimana nanti sepakbola kita. Kasus seperti ini harus diungkap dan dibersihkan semua," katanya lagi.

Pengamat sepakbola dari Save Our Soccer (SOS), Akmal Marhali mengatakan, bahwa kompetisi di usia muda sangat vital. Pemain muda bisa mendapatkan jam terbang untuk bermain.

"Saya memberikan masukan kepada PSSI, bagaimana Piala Soeratin ke depan itu kompetisi. Jangan hanya bersifat turnamen, sekali tanding pulang. Bagaimana mencari bibit pemain potensial jika hanya sekali main pulang, padahal tim yang kalah itu mungkin ada pemain bagus," ujar Akmal.


(mro/ran)

Read Entire Article