Jakarta -
Dokter di Korea Selatan ditangkap karena dugaan membuat daftar blacklist rekan kerja yang tidak berpartisipasi untuk ikut aksi mogok praktik. Aksi tersebut diketahui sudah berlangsung lebih dari enam bulan sebagai protes dari sejumlah tenaga dokter atas pembukaan lebih banyak kuota sekolah kedokteran.
Kasus penangkapan ini menjadi yang pertama di tengah konflik pemerintah dengan banyak dokter muda. Mogok kerja mereka terpaksa membuat sejumlah pelayanan medis ikut terganggu, beberapa pasien bahkan dilaporkan tak berhasil selamat di unit gawat darurat karena keterlambatan penanganan.
Ribuan dokter magang mogok kerja sejak Februari. Mogok kerja tersebut telah memaksa pembatalan operasi dan perawatan lain seperti kemoterapi, dan telah menciptakan krisis staf di ruang gawat darurat seluruh negeri.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pemerintah pada Mei merampungkan kenaikan penerimaan sekitar 1.500 mahasiswa di sekolah kedokteran pada 2025, dengan mengatakan hal itu akan membantu mengatasi kesenjangan dalam perawatan karena populasi negara Ginseng menua dengan cepat.
Para dokter bersikeras rencana tersebut harus dibatalkan sama sekali, dengan alasan bahwa jika dilaksanakan, reformasi tersebut akan menurunkan kualitas layanan dan pendidikan kedokteran.
Para pengkritik mogok kerja menuduh para dokter hanya berusaha melindungi gaji dan status sosial mereka.
Rencana tersebut telah populer di masyarakat, hingga penghentian kerja massal menyebabkan gangguan berkepanjangan pada sistem perawatan kesehatan negara tersebut, yang menyebabkan meningkatnya kecemasan publik.
Rumah sakit umum Korea Selatan sangat bergantung pada peserta pelatihan untuk operasi dan operasi darurat.
(naf/naf)