Saksi Iba Lihat Bocah Diduga Disiksa Ortu: Wajah Kayak Disiram Air Panas

2 weeks ago 22
situs winjudi online winjudi winjudi slot online winjudi online Daftar slot gacor Daftar situs slot gacor Daftar link slot gacor Daftar demo slot gacor Daftar rtp slot gacor Daftar slot gacor online terbaru Daftar situs slot gacor online terbaru Daftar link slot gacor online terbaru Daftar demo slot gacor online terbaru Daftar rtp slot gacor online terbaru slot gacor situs slot gacor link slot gacor demo slot gacor rtp slot gacor informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya informasi online hari ini berita online hari ini kabar online hari ini liputan online hari ini kutipan online hari ini informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat situs winjudi online

Jakarta -

Seorang bocah perempuan berinisial MK (7) mengalami nestapa. Tubuhnya kurus kering dan penuh luka-luka diduga karena disiksa orang tuanya.

Bocah malang itu ditemukan meringkuk di atas kardus di lorong pertokoan lantai dasar Pasar Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, pada Rabu (11/6). Kondisinya begitu lemah dan memprihatinkan.

Salah satu pedagang, Yati (60), melihat langsung kondisi MK. Saat itu sekitar pukul enam lebih, Yati hendak mengantar air ke salah satu kios di lorong itu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Yati menceritakan kondisi lorong masih sepi dan gelap. Dia tak sampai hati melihat MK terbaring di emperan lorong.

"Saya lihat langsung, saya pas nganter air ke bawah, setengah 7 apa jam 7 gitu tuh. Saya nganter air, dia kan ada yang buka satu tuh, baru buka satu (kiosnya). Di situ emang gelap sih," cerita Yati saat ditemui detikcom, Sabtu (14/6/2025).

"Pas saya lihat, ya Allah, ini anak mana orang tuanya, saya sempat marah-marah (karena lihat kondisinya)," lanjut dia.

Selain Yati, ada sejumlah orang yang melihat keberadaan MK. Namun mereka hanya memperhatikan.

"Memang belum pada buka (kiosnya). Belum ramai, baru berapa orang, paling 4 apa 5 orang. Terus saya lewat, saya sempat lihat, karena saya takut ditungguin orang (karena lorong sempit) saya sambil ngomong lapor satpam saja," ungkap Yati.

Yati mengaku sudah merasa MK memang sengaja ditinggalkan. Sebab, kata dia, kondisi MK tidak seperti tunawisma yang biasanya menumpang tidur.

"Itu memang dibuang itu, nggak mungkin ditinggal. Kalau numpang tidur ada baju-bajunya. Itu anak doang digeletakin begitu," ucapnya.

Saat lorong mulai terang, Yati melihat jelas kondisi MK. Sebagai seorang ibu, hatinya sangat sedih.

"(Wajahnya) belang-belang bekas kayaknya disiram air panas atau apa gitu katanya, habis badannya (kurus kering). Tapi masih bisa ngomong, masih bisa melek gitu (waktu) ditanya-tanya," imbuh Yati.

MK, kata Yati, tak sedikit pun menangis. Dia menduga bocah kecil itu telah menahan luka batin yang mendalam.

"Nggak nangis sama sekali. Kayaknya dia udah nahan, nahan batin udah nggak bisa apa-apa lagi," tuturnya.

Yati sangat menyayangkan sikap orang tua MK jika benar sengaja membuang anaknya. Menurut Yati, jika tak mampu mengurus, jangan pula malah menyakiti.

"Saya kalau cerita nangis, terlalu sedihlah. Anak kan kalau nggak mau bisa dititipkan ke panti, kalau nggak bisa biayain minta sumbangan," ujar Yati menahan air mata.

"Jadi orang tua kan begitu, nggak mampu nih aku sama anak nih, ngurusin anakku, jangan disiksa. Kalau kita jadi anak digituin, dendam nggak sama orang tua, dendam, pasti," sambungnya.

Yati memaknai anak adalah titipan dari yang kuasa. Karena itu sebaik-baiknya harus dijaga dan disayang.

"Anak saya aja ke mana aja saya belain, nyari duit saya tinggal dulu anak saya. Saya ngomel-ngomel lewat kemarin, ini orang tua gila, benar-benar gila buang anaknya," sebutnya geram.

"Orang nggak punya anak aja pengin punya anak, titipan soalnya. Kalau nggak mau, jangan disiksa. Kalau nggak mampu, kasih orang, dikasih panti asuhan. Kurus banget badannya," pungkas Yati.

Lihat juga Video: Polri-Komnas Anak Jenguk Bocah Korban Penyiksaan Orang Tua di Jaksel

[Gambas:Video 20detik]


MK Dirawat Intensif, Kondisi Membaik

Diketahui saat ini MK tengah ditangani secara intensif oleh petugas medis di RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur. Hasil perawatan yang dilakukan RS Polri membuat kondisi si anak mengalami perkembangan.

"Alhamdulillah sudah ada perkembangan," kata Kabag Humas RS Polri Kramat Jati AKBP Firdaus saat dimintai konfirmasi, Sabtu (14/6/2025).

Firdaus mengatakan perkembangan yang dialami M adalah peningkatan hemoglobin (HB). Dia menjelaskan, saat M tiba di RS Polri, hemoglobinnya sangatlah rendah.

"Perkembangan HB awal 5, saat ini sudah 9," ujar Firdaus.

Di sisi lain, Wakil Kepala RS Polri Kramat Jati Kombes dr Erwin Zainul Hakim mengungkapkan, dari hasil pemeriksaan awal, pihak RS Polri mengatakan M banyak mengalami kondisi medis yang serius. Mulai infeksi tulang hingga mengalami gizi buruk.

"Berdasarkan hasil pemeriksaan awal, ditemukan beberapa kondisi medis serius, antara lain patah tulang pada lengan kanan, dugaan infeksi tulang, gizi buruk, anemia berat, dan bekas luka bakar di area wajah," ujar Erwin.

Lihat juga Video: Polri-Komnas Anak Jenguk Bocah Korban Penyiksaan Orang Tua di Jaksel

...
Read Entire Article