Gowa -
Viral di media sosial, rombongan motor trail menerabas jalur pendakian Gunung Bulu Baria di Gowa. BBKSDA Sulsel mengaku akan mengusut kejadian itu.
Kejadian itu viral di media sosial lantaran diduga dilakukan di dalam kawasan konservasi tanpa izin yang resmi. Aksi para pemotor trail itu pun mendapat teguran dari sejumlah pendaki yang melintas.
"Iya pas di Pos 2 Bulu Baria (motor trail terabas jalur pendakian)," kata pengelola kawasan Gunung Bulu Baria, Mustain, Senin (16/9).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mustain menuturkan, peristiwa motor terabas jalur pendakian itu terjadi pada Minggu (15/9) sekitar pukul 17.30 Wita. Saat itu, Mustain mengaku mendengar suara motor mereka dari basecamp sehingga langsung menuju Pos 2 untuk menegur.
"Pas ku dengar suaranya langsungka naik di lokasi toh, berusahaka untuk tegur. Tolong janganki, kerana ini jalur pendakian, tolong hargaiki ini teman-teman pendaki lagi istirahat," ujar Mustain.
BBKSDA Sulsel Akan Usut Tuntas
Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Sulawesi Selatan (Sulsel) tengah mengusut rombongan pemotor trail yang menerabas jalur pendakian di Gunung Bulu Baria, Kabupaten Gowa.
"Teman-teman sudah melakukan koordinasi dengan pengelola Bulu Baria. Saya minta untuk coba dihubungi pihak yang berkegiatan. Tidak ada izin di kita itu," ujar Kepala BBKSDA Sulsel Jusman, Kamis (19/9/2024).
Jusman menjelaskan, pintu masuk jalur pendakian Gunung Bulu Baria memang berada di luar kawasan konservasi. Namun, kata dia, jalur menuju puncak yang sering dijadikan spot foto berada di dalam kawasan Taman Wisata Alam (TWA) Malino yang merupakan kawasan konservasi.
"Saya kemarin itu menugaskan kawan-kawan di lapangan untuk koordinasi ke sana. Memang beberapa kali, ya, ada aktivitas begitu. Jadi, masyarakat itu ... (mungkin belum mengetahui). Memang baru, ya, 2021 kemarin itu ada perluasan TWA Malino dari 3.500 menjadi 6.800 hektare," katanya.
Jusman mengakui BBKSDA baru efektif mengelola kawasan tersebut setelah perluasan TWA Malino pada 2023. Namun, jalur yang biasa dilalui masyarakat atau kelompok tertentu sudah ada sebelumnya.
"Baru 2023 ini kita efektif hadir di area perluasan. Di dalamnya itu, ya, sudah ada rute-rute yang sering dilewati kelompok pendaki," ucapnya.
Lebih lanjut, Jusman mengatakan BBKSDA Sulsel saat ini sedang memetakan jalur-jalur pendakian untuk mengelola aktivitas di kawasan tersebut dengan lebih terkendali.
"Memang kita baru mencoba memetakan jalur-jalur pendakian. Nanti kita akan melakukan inventarisasi, termasuk jalur pendakiannya agar ke depan pengelolaan aktivitas bisa lebih terkendali," bebernya.
Terkait insiden motor trail, Jusman menyampaikan BBKSDA Sulsel masih melakukan komunikasi. Dia juga menekankan pentingnya pendekatan edukatif kepada masyarakat.
"Kalau yang kemarin itu sedang kita komunikasikan. Nanti kita akan ada pertemuan untuk sosialisasi. Artinya, kami juga belum sepenuhnya menjangkau masyarakat. Masih ada yang belum paham," tuturnya.
------
Artikel ini telah naik di detikSulsel.
(wsw/wsw)