Jakarta -
Pedangdut kondang Inul Daratista membagikan pengalaman tak terlupakan selama kariernya sebagai penyanyi yang kerap tampil di berbagai daerah. Inul mengungkapkan sudah lama akrab dengan perjalanan udara, bahkan sempat menjalani rutinitas padat dengan naik pesawat hingga tiga kali dalam sehari.
"Banyak kalau naik pesawat kan, aku naik pesawat dari sudah lama banget. Sudah waktu fenomena dulu. Sehari bisa 2-3 kali naik pesawat," ungkap Inul Daratista di Studio Pagi-Pagi Ambyar Trans TV pada Senin (30/6/2025).
Namun, tak semua perjalanan berjalan mulus. Inul mengenang sejumlah pengalaman buruk saat terbang, salah satunya saat hendak tampil di Papua.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau yang di Papua itu aku nyanyi diundang sama Bapak Ibu Kapolda untuk menghibur di Papua. Jadi pesawatnya itu mengalami insiden di atas. Muter-muter, katanya rodanya gak keluar satu. Terus kebocoran bensin gitu. Jadi hebatnya sih pilotnya ya," bebernya.
Menurut Inul, pesawat sempat berputar-putar di udara hingga bahan bakar hampir habis sebelum akhirnya mendarat dengan roda yang tidak sempurna.
"Karena pilotnya itu ngajakin kita muter-muter gitu sampai bensinnya habis katanya. Terus landing-nya itu rodanya kan gak keluar satu," tambahnya.
Setelah insiden itu, pesawat sempat diperbaiki dan kembali mengudara beberapa jam kemudian.
"Jadi kita cuma berdoa saja, tapi bilangnya bagus. Habis itu diperbaikin, nunggu kira-kira 1-2 jam baru terbang lagi ke Papua Timika kalau gak salah itu dulu," bebernya.
Tak hanya sekali, Inul juga pernah mengalami kejadian menegangkan saat naik helikopter dalam rangka kampanye Pilkada di Sulawesi.
"Jam 1 cuaca masih bagus, tiba-tiba jam 2, jam 3 cepat banget cuaca itu jalan. Terus aku berada di dalam helikopter bersama calon kepala daerah. Habis itu di dalam awan gelap gitu. Jadi helikopternya itu kayak sudah, kayak assalamualaikum-lah gitu," kisahnya.
Untungnya, pilot berhasil mendaratkan helikopter. Meski bukan di tempat yang seharusnya yaitu di halaman sekolah dasar di pegunungan.
"Habis itu pintarnya pilot juga, di-landing-in. Tapi landing-nya bukan di tempat landing, tapi di nyasar di pegunungan. Ada satu halaman sekolah SD waktu itu. Jadi helikopternya di situ. Sampai pagi akhirnya dari Kendari ke salah satu gunung kalau gak salah. Itu di mana tempat kita mendarat darurat di helikopter itu. Pernah kayak gitu," bebernya.
Pengalaman lain yang membekas adalah saat menghadapi turbulensi ekstrem saat pulang dari salah satu kepulauan menuju Jakarta.
"30 menit menuju Jakarta itu turbulensi habis. Sampai keluar ini, oksigen. Orang sudah berdoa-doa semuanya, sudah pernah kayak gitu. Sudah pernah ngalamin hal-hal yang buruk juga," beber Inul.
Karena serangkaian pengalaman tersebut, Inul mengaku kini lebih berhati-hati dalam memilih moda transportasi. Bahkan cenderung menghindari penerbangan jika memungkinkan.
"Jadi sebenarnya jujur saja aku lebih mengurang-urangin naik pesawat. Karena aku masih trauma dengan hal-hal yang kayak gitu. Makanya sekarang kalau ke Surabaya, kalau ada show-show di Surabaya, lebih enak naik kereta," pungkasnya.
(fbr/mau)