Bicara Sekolah Rakyat, Wamensos: Bukan Sekadar Bangun Gedung tapi Harapan

3 weeks ago 17
situs winjudi online winjudi winjudi slot online winjudi online Daftar slot gacor Daftar situs slot gacor Daftar link slot gacor Daftar demo slot gacor Daftar rtp slot gacor Daftar slot gacor online terbaru Daftar situs slot gacor online terbaru Daftar link slot gacor online terbaru Daftar demo slot gacor online terbaru Daftar rtp slot gacor online terbaru slot gacor situs slot gacor link slot gacor demo slot gacor rtp slot gacor informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya informasi online hari ini berita online hari ini kabar online hari ini liputan online hari ini kutipan online hari ini informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat situs winjudi online

Jakarta -

Wakil Menteri Sosial RI, Agus Jabo Priyono mengatakan Sekolah Rakyat bukan sekadar membangun gedung sekolah. Sekolah Rakyat dikatakan sebagai gerakan strategis dalam menuntaskan kemiskinan ekstrem dan mengubah pola pikir masyarakat penerima bantuan sosial menjadi sebuah harapan baru bagi bangsa Indonesia.

"Ini bukan sekadar bangun gedung sekolah. Ini membangun harapan. Waktu kita sosialisasi di Temanggung, seorang ibu sampai menangis di depan Pak Menteri Sosial. Bukan karena sekolahnya megah, tapi karena anaknya yang dulu putus sekolah sekarang punya harapan lagi," ujar Agus dalam siaran pers, Sabtu (24/5/2025).

Hal itu dikatakan Agus saat menghadiri kegiatan 'Double Check PCO x Gempita' di Toety Heraty Museum, Jakarta, hari ini. Dalam acara yang berfokus pada advokasi dan pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan seni dan budaya ini, Agus menegaskan Kemensos saat ini memikul tiga tugas utama yang saling terkait.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Yang pertama, memastikan Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN) ini clear. Yang kedua, melaksanakan program-program Kemensos, dari perlindungan sosial, rehabilitasi sosial, sampai pemberdayaan sosial. Dan yang ketiga, ini yang baru, membangun Sekolah Rakyat," sambungnya.

Sebagai bentuk respons langsung dari pemerintah terhadap kebutuhan mendesak masyarakat miskin dan miskin ekstrem terhadap akses pendidikan yang setara dan bermartabat Agus menilai program ini perlu didukung dengan sejumlah data nasional yang valid. Sebagai tindak lanjut, pemerintah menerbitkan Instruksi Presiden Nomor 4 Tahun 2025 yang mewajibkan semua kementerian dan lembaga menyusun program berdasarkan DTSEN.

Data ini menjadi peta jalan dalam intervensi kemiskinan, termasuk pembangunan Sekolah Rakyat. Menurut Agus, dari 24 juta orang miskin di Indonesia, 3,14 juta di antaranya mengalami kemiskinan ekstrem.

"Mayoritas dari mereka buruh tani di pedesaan, penghasilan cuma Rp 1,5 sampai Rp 2 juta sebulan, harus ngidupin 4-6 orang. Gimana mereka mau nyekolahin anak?" tutur Agus.

Untuk memenuhi hak-hak dasar masyarakat, Sekolah Rakyat menjadi bagian dari transformasi besar Kemensos dari program pasif ke arah pemberdayaan aktif. Agus mengatakan Sekolah Rakyat tidak bisa berjalan sendiri.

"Harus ada kolaborasi dari semua pihak, baik pemerintah daerah, tokoh masyarakat, dunia usaha, maupun masyarakat sipil. Tanpa itu, semangat pemberdayaan tidak akan tumbuh berkelanjutan," jelas Agus.

Ke depannya, program berbasis bantuan sosial sekaligus dapat membantu masyarakat keluar dari zona nyaman. Menurut Agus, dirinya tidak ingin bangsa ini mentalnya mental inlander (penjajah).

"Kita bangsa besar. Harus berani bermimpi besar dan bangkit," kata Agus.

"Berdaya itu artinya produktif. Kalau dia mau kerja, kasih lapangan kerja," sambungnya.

Agus menyebut jika seseorang ingin membuka usaha, harus ada lapangan usaha. Agus juga mengingatkan soal prototipe keberhasilan program pemberdayaan Kemensos.

"Waktu saya ke Malang, 500 keluarga kita wisuda, keluar dari program bantuan karena sudah mandiri. Ada satu ibu bilang ke saya, 'Pak Wamen, saya nggak mau anak saya terus dicap keturunan orang miskin.' Itu luar biasa. Itu semangat," ujar Agus.

Kemensos pun saat ini memanfaatkan aset-aset negara seperti sentra yang digunakan menjadi ruang belajar Sekolah Rakyat. Lantaran Presiden RI Prabowo Subianto meminta pada Juli 2025 minimal 100 Sekolah Rakyat sudah harus buka.

Spesifikasi sekolahnya unggulan, bukan sekolah seadanya. Agus mengatakan pemerintah ingin anak-anak dari keluarga miskin ini punya rasa percaya diri.

"Mereka bukan beban negara. Mereka masa depan Indonesia," pungkasnya.

Simak juga Video Kompetensi Wajib Calon Kepsek Sekolah Rakyat: Punya Empati-Daya Juang

(prf/ega)

Loading...

Hoegeng Awards 2025

Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

Read Entire Article