Serba Bisa Petugas Haji di Masjidil Haram, Jadi Pemandu Arah-Bimbing Ibadah

1 week ago 19
situs winjudi online winjudi winjudi slot online winjudi online Daftar slot gacor Daftar situs slot gacor Daftar link slot gacor Daftar demo slot gacor Daftar rtp slot gacor Daftar slot gacor online terbaru Daftar situs slot gacor online terbaru Daftar link slot gacor online terbaru Daftar demo slot gacor online terbaru Daftar rtp slot gacor online terbaru slot gacor situs slot gacor link slot gacor demo slot gacor rtp slot gacor informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya informasi online hari ini berita online hari ini kabar online hari ini liputan online hari ini kutipan online hari ini informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat situs winjudi online

Makkah -

Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) di pos sektor khusus (Seksus) Masjidil Haram, Makkah, Arab Saudi, punya peran yang begitu banyak. Kadang petugas di seksus Masjidil Haram menjadi pemandu arah bagi jemaah yang nyasar, tapi tak jarang juga memberi bimbingan singkat soal ibadah.

Masjidil Haram menjadi pusat kegiatan jemaah haji seluruh dunia sebelum masa puncak haji dimulai. Ratusan ribu hingga jutaan jemaah akan datang ke Masjidil Haram untuk umrah, salat, atau sekadar duduk membaca Al-Qur'an setiap harinya.

Padatnya jemaah di Masjidil Haram dan luasnya wilayah masjid terbesar di dunia ini membuat jemaah Indonesia sering salah arah menuju terminal bus shalawat. Misalnya, jemaah yang seharusnya naik bus di Terminal Syib Amir malah datang Terminal Jabal Ka'bah.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Padahal, kedua terminal ini berjarak sekitar 3 Km dan cuma bisa ditempuh dengan jalan kaki. Suhu yang bisa mencapai 46 derajat Celcius menjadi tantangan tersendiri jika salah terminal.

Jemaah biasanya baru sadar salah terminal ketika melihat tak ada nomor bus shalawat yang cocok dengan rute ke hotelnya. Pada situasi ini, jemaah haji biasanya mulai bertanya ke petugas haji yang ditemuinya.

Petugas di Seksus Masjidil Haram pun bakal memberi petunjuk bahkan mengantar jemaah ke terminal yang seharusnya. Selain petugas Seksus Masjidil Haram, petugas haji dari pos lain juga bakal dengan senang hati membantu jemaah yang butuh pertolongan.

"Kasus yang banyak kita tangani di sini ialah kasus salah jalan, terpisah rombongan, kelelahan. Ini menjadi permasalahan yang mendominasi di seksus Haram. Karena terpisah rombongan ini tidak bisa terlakkan dengan jumlah jemaah yang sedemikian banyaknya," kata Kaseksus Masjidil Haram PPIH 2025, Bahrul Ulum, di Masjidil Haram, Minggu (25/5/2025).

Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) di pos sektor khusus (Seksus) Masjidil Haram. (dok. Media Center Haji)Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) di pos sektor khusus (Seksus) Masjidil Haram. (dok. Media Center Haji) Foto: Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) di pos sektor khusus (Seksus) Masjidil Haram. (dok. Media Center Haji)

Dia mengatakan ada 75 personel yang bertugas di Seksus Haram. Mereka terdiri dari petugas pelindungan jemaah (Linjam), bimbingan ibadah (Bimbad), Penanganan Krisis dan Pertolongan Pertama pada Jemaah Haji (PKPPJH) hingga layanan lansia dan difabel.

Bahrul mengatakan mereka bertugas secara bergantian dalam tiga sif setiap hari. Prajurit TNI ini menyebut ada tiga titik yang menjadi perhatian petugas haji RI, yakni Terminal Syib Amir, Jiad dan Jabal Ka'bah. Ketiga lokasi itu menjadi titik masuk jemaah haji RI ke Masjidil Haram dan titik pulang jenaah haji ke hotel.

"24 jam kita harus meng-cover Masjidil Haram ini. Suatu yang butuh efford dari sisi kesehatan. Alhamdulillah saat ini masih relatif terjaga. Memang ada beberapa personel kita yang jatuh sakit juga menjadi perhatian kita untuk teman kita menggantikan itu," tuturnya.

Selain mengantarkan jemaah yang nyasar, petugas haji di Seksus Masjidil Haram juga kadang kerap diminta bantuan terkait proses ibadah. Salah satunya dialami anggota Seksus Masjidil Haram, Rasmawar.

Saat berjaga di area keluar Marwah, ada sejumlah jemaah haji RI yang mendatangi Rasmawar. Ternyata, mereka meminta bantuan untuk tahalul setelah umrah.

"Ada gunting nggak bapaknya?" tanya Mawar.

"Nggak," jawab jemaah itu.

"Nanti boleh di hotel sebenarnya. Nanti sampai hotel langsung tahalul. Ingat nggak? Atau nanti saya ingatkan di pos 1 ya. Ini bapak mau pulang atau nunggu kawan?" tanya Mawar.

Jemaah tersebut sempat bingung soal cara pulang ke hotelnya. Mawar pun mengecek kartu jemaah untuk mengetahui hotel dan nomor bus shalawat yang sesuai.

"Yaudah bapak saya antar ke arah terminal ya," ujar Mawar sambil mengantar jemaah lansia itu ke terminal.

Setibanya di Terminal Syib Amir, Mawar terlihat meminjam gunting ke petugas lain. Dia kemudian meminta bantuan petugas pria untuk menggunting rambut jemaah lansia itu sebagai pertanda tahalul.

Usai mengantar satu jemaah, Mawar sebenarnya hendak balik ke posnya. Namun, ada jemaah lain yang meminta bantuannya.

"Bus berapa? Ibu tahu bus berapa?" tanya Mawar.

"Nggak, hotelnya 603," ucap jemaah wanita itu.

Ternyata rombongan jemaah perempuan tersebut salah terminal. Mawar pun memberi pen...

Read Entire Article