Jakarta -
Satu lagi film karya anak bangsa yang bakal menyapa seluruh pencinta layar lebar di Indonesia. Film Titip Bunda di Surga-Mu sudah menjalani proses syuting.
Proses syuting itu dimulai di Semarang. Diangkat dari novel laris karya Dono Indarto dan Zora Vidyanata yang menyentuh pembaca sejak terbit April lalu, film ini siap mengguncang emosi penonton dengan kisah keluarga yang kompleks, penuh luka, namun sarat harapan dan cinta tak bersyarat.
Tiga rumah produksi besar RRK Pictures, Spectrum Film, dan Festival Pictures mengumumkan kerja sama mereka dalam menghadirkan adaptasi ini ke layar lebar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dono Indarto akan memimpin proyek ini tak hanya sebagai penulis naskah adaptasi, tetapi juga sebagai produser melalui RRK Pictures di damping Dani Sapawie yang cukup banyak dan cukup lama di dunia film Indonesia.
Rajesh Kewalram Jagtiani pimpinan dari Spektrum Film ungkapkan, kala pertama kali dengar ide adaptasi dari novel ini, hatinya langsung tertarik. Ceritanya sederhana tapi sangat dalam. Sebuah kisah yang bikin kita ingat lagi akan cinta yang paling tulus yakni cinta seorang ibu.
"Ini bukan sekadar adaptasi, tapi perwujudan rasa. Kami ingin setiap penonton pulang dari bioskop dengan hati yang hangat dan pikiran yang terbuka, terutama tentang arti pengorbanan orang tua," ungkap Rajesh Kewalram Jagtiani dalam keterangan yang diterima detikcom, Jumat (13/6/2025).
Titip Bunda di Surga-Mu berkisah tentang tiga bersaudara Alya, Adam, dan Azzam yang hidup mandiri sejak remaja dan terpisah dari ikatan batin keluarga. Dalam pencarian mimpi yang membutakan, mereka nekat merampok rumah ibundanya, Moza. Kejatuhan ibu mereka membuka lembar penyesalan yang dalam, namun juga memberi jalan bagi penyembuhan, rekonsiliasi, dan terbukanya rahasia lama yang mengguncang fondasi keluarga mereka.
"Cerita ini sangat manusiawi dan terasa nyata. Kita bicara tentang kesalahan, pengampunan, dan cinta orang tua yang kadang baru kita sadari saat sudah terlambat. Saya ingin menyajikannya dengan jujur, bukan dengan melodrama yang berlebihan, tapi dengan keheningan yang berbicara," jelas Hanny R. Saputra selaku sutradara film ini.
Deretan pemain yang memeriahkan film ini di antaranya Meriam Bellina, Ikang Fawzi, Acha Septriasa, Kevin Julio, Abun Sungkar, dan Zora Vidyanata.
"Saya tulis dengan air mata, bukan hanya kata-kata. Dan saya tahu banyak keluarga yang akan merasa terwakili," ujar Zora Vidyanata.
"Seorang ibu pasti akan memberikan pengorbanan yang lebih untuk anaknya, naskah film ini mengingatkan saya pada hubungan pribadi dengan anak saya karena pekerjaan saya hingga harus jauh dengannya. Film ini seperti panggilan batin untuk kita semua agar tidak menunda-nunda mencintai orang tua," ungkap Acha Septriasa yang berperan sebagai Alya.
(wes/pus)