Ibu dr Aulia Menangis Cerita Perlakuan Senior PPDS Bikin Anaknya Drop

1 week ago 12
situs winjudi online winjudi winjudi slot online winjudi online Daftar slot gacor Daftar situs slot gacor Daftar link slot gacor Daftar demo slot gacor Daftar rtp slot gacor Daftar slot gacor online terbaru Daftar situs slot gacor online terbaru Daftar link slot gacor online terbaru Daftar demo slot gacor online terbaru Daftar rtp slot gacor online terbaru slot gacor situs slot gacor link slot gacor demo slot gacor rtp slot gacor informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya informasi online hari ini berita online hari ini kabar online hari ini liputan online hari ini kutipan online hari ini informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat situs winjudi online

Jakarta -

Ibu mendiang dokter Aulia Risma, Nusmatun Malinah, hadir sebagai saksi dalam sidang kasus perundungan di Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Universitas Universitas Diponegoro (Undip) yang menewaskan anaknya. Nusmatun bercerita mengenai sejumlah perundungan yang dialami putrinya hingga akhirnya meninggal dunia.

Nusmatun mengungkapkan jam belajar anaknya hampir mencapai 24 jam dalam sehari. Intensitas tinggi itu membuat dokter Aulia sempat kecelakaan sepulang dari kampus pada Agustus 2022.

"Jam belajarnya mulai dari jam 03.00 WIB dini hari, pulangnya 01.30 WIB dini hari. Hampir 24 jam. Otomatis anak saya tidak kuat. Agustus 2022 pulang naik motor dari RSUP dr Kariadi, jatuh ke selokan," kata Nusmatun di PN Semarang, dilansir detikJateng, Rabu (4/6/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Nusmatun tampak menahan emosi kala bercerita mengenai pengalaman pahit putrinya. Tangisnya pecah saat mengungkapkan dokter Aulia menderita penyakit saraf terjepit.

"Kemudian dilakukan operasi, setelah operasi itu kemudian masih melanjutkan cuti untuk pengobatan. Belum sembuh betul, tapi karena anak saya semangat melanjutkan, akhirnya melanjutkan," tuturnya.

Nusmatun mengaku sempat meminta ada perlakuan khusus agar mendiang dokter Aulia tidak diberi beban yang terlalu berat. Namun, permintaannya tidak digubris. Dokter Aulia justru tetap diminta untuk mengurus makanan puluhan seniornya.

"Karena saya kaget ternyata disuruh bagi makanan 80 porsi dari lantai 1-2 dan tidak boleh dibantu OB, mengangkat galon, pasien, tidak di bagian yang ringan tapi yang berat, terus mendorong tempat tidur pasien," jelasnya.

Deretan perlakuan berat itu membuat kondisi dokter Aulia makin menurun. Puncaknya, 12 Agustus 2024, ibunda dokter Aulia mendapat kabar bahwa anaknya drop. Belakangan diketahui Aulia menyuntikkan obat penghilang rasa sakit ke dirinya sendiri untuk meredakan nyeri karena tak tahan menanggung sakit hingga ditemukan meninggal dunia.

Baca selengkapnya di sini

Simak juga Video 'Menkes Sebut Kasus Bullying PPDS Undip Dokter Aulia Sudah P21':

(ygs/isa)

Loading...

Hoegeng Awards 2025

Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

Read Entire Article