Selain Giant Sea Wall, AHY Nilai Perlu Bereskan Masalah Hulu-Hilir buat Cegah Banjir

1 day ago 1
situs winjudi online winjudi winjudi slot online winjudi online Daftar slot gacor Daftar situs slot gacor Daftar link slot gacor Daftar demo slot gacor Daftar rtp slot gacor Daftar slot gacor online terbaru Daftar situs slot gacor online terbaru Daftar link slot gacor online terbaru Daftar demo slot gacor online terbaru Daftar rtp slot gacor online terbaru slot gacor situs slot gacor link slot gacor demo slot gacor rtp slot gacor informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya informasi online hari ini berita online hari ini kabar online hari ini liputan online hari ini kutipan online hari ini informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat situs winjudi online

Jakarta -

Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mengklaim cukup banyak investor yang tertarik bahkan serius ingin menggarap proyek Giant Sea Wall dari Cilegon, Banten sampai Gresik, Jawa Timur. Hanya saja pihaknya tidak ingin terburu-buru untuk memutuskannya.

"Proyek besar semacam Giant Sea Wall ini menjadi salah satu yang kita bahas karena cukup banyak yang bukan hanya tertarik, tetapi juga benar-benar serius ingin masuk ke proyek tersebut. Tentunya masih terus kita pelajari karena ini ruang yang terbuka untuk semua, kita tidak ingin cepat-cepat menyimpulkan karena sekali lagi ini adalah proyek besar," ucap AHY di sela acara International Conference on Infrastructure (ICI) di Jakarta International Convention Center (JICC), Rabu (11/6/2025).

Terlepas dari itu, AHY mengingatkan bahwa membangun tanggul laut raksasa saja tidak cukup. Menurutnya, harus dilakukan secara menyeluruh dari hulu ke hilir termasuk mengatasi banjir rob, naiknya muka air laut, serta penurunan muka tanah akibat eksploitasi air tanah.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia menambahkan, perlindungan pantai perlu dilengkapi dengan infrastruktur pendukung seperti normalisasi sungai, pembangunan embung, tampungan air hujan, serta sistem distribusi air bersih untuk mengurangi ketergantungan masyarakat terhadap air tanah.

"Jadi hulu ke hilir ini harus kita bereskan. Harus ada sentuhan infrastruktur dasar, infrastruktur yang sekali lagi bisa meningkatkan kapasitas tampungan air hujan misalnya untuk normalisasi sungai, di powder-powder yang dibangun, embung-embung yang sekali lagi bisa mencegah terjadinya banjir kiriman dari wilayah hulu," terang dia.

Tak hanya itu, AHY juga menyinggung pentingnya memperkuat pasokan air bersih. "Air bersih ini juga harus diperkuat untuk mencegah memburuknya penurunan permukaan tanah dan sekali lagi ini membutuhkan dukungan infrastruktur," tutupnya.

Sebelumnya AHY mengatakan khusus Jakarta biaya yang dibutuhkan kurang lebih mencapai Rp 123 triliun. Total dana tersebut diprediksi mampu membangun Giant Sea Wall sepanjang 41 km di Jakarta.

"Kalau ditanya berapa, kurang lebih studi yang pernah kami lakukan di waktu sebelumnya adalah kurang lebih US$ 8 miliar, Rp 123 triliun itu hanya untuk wilayah Jakarta, kurang lebih 41 km," kata AHY.

Simak juga Video 'Tanggul Laut Raksasa, Masa Depan Pesisir Utara Jawa?':

(prf/ega)

Loading...

Hoegeng Awards 2025

Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

Read Entire Article