Banyuwangi Ethno Carnival 2025 Dimulai, Jadi Simpul Budaya dan Spiritual

21 hours ago 13
situs winjudi online winjudi winjudi slot online winjudi online Daftar slot gacor Daftar situs slot gacor Daftar link slot gacor Daftar demo slot gacor Daftar rtp slot gacor Daftar slot gacor online terbaru Daftar situs slot gacor online terbaru Daftar link slot gacor online terbaru Daftar demo slot gacor online terbaru Daftar rtp slot gacor online terbaru slot gacor situs slot gacor link slot gacor demo slot gacor rtp slot gacor informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya informasi online hari ini berita online hari ini kabar online hari ini liputan online hari ini kutipan online hari ini informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat situs winjudi online

Jakarta -

Banyuwangi Ethno Carnival (BEC) kembali hadir. Ajang tahunan merupakan pesta seni dan budaya yang menampilkan karya-karya kreatif anak-anak muda Banyuwangi. Dengan kostum spektakuler dan atraksi yang memukau, setiap sudut acara ini akan jadi panggung kreativitas yang menginspirasi.

Parade dibuka dengan penampilan dari Putri Indonesia 2025, Firsta Yufi Amarta Putri, yang baru saja memperoleh penghargaan sebagai Miss Supranational Asia & Oceania 2025 di ajang internasional Miss Supranational 2025 di Polandia. Frista tampil dengan busana karya desainer Banyuwangi, Deny Arthara yang mengangkat tema heroisme pahlawan perempuan Banyuwangi, Sayu Wiwit - Burning Women's Spirit.

Setelah penampilan pembuka yang memukau, ratusan penari Gandrung dan sendratari turun ke panggung, menampilkan pertunjukan yang tak kalah memukau. Mereka membawakan kisah bertema 'Ngelukat', sebuah tradisi dari suku Osing yang merupakan suku asli Banyuwangi, dengan menggambarkan perjalanan hidup manusia, dari sebelum lahir hingga kembali ke Sang Pencipta.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani menyebut Ngelukat bukan tentang ritual, tetapi warisan budaya yang menyatu dalam kehidupan manusia dengan pencipta, alam, dan pendahulunya.

"Setiap tradisi itu menghubungkan manusia dengan Tuhan, alam, dan leluhurnya. Ngelukat bukan sekedar ritual. Tapi juga simpul budaya dan spiritual yang menyatu dalam kehidupan manusia," kata Ipuk dalam keterangan tertulis, Sabtu (12/7/2025).

Sebagai informasi, setiap fase kehidupan tersebut digambarkan dalam kostum-kostum yang sangat apik rancangan desainer muda Banyuwangi. Ada kostum tema selapan (hamil 7 bulan), mudun lemah (turun tanah), sunatan, hingga pernikahan.

"Dengan pertunjukan ini, Banyuwangi mengambil sikap bahwa budaya tidak untuk ditinggalkan. Tetapi untuk dikuatkan, didaur ulang, dan dihidupkan kembali dengan cara yang kreatif," tambahnya.

Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, memberikan apresiasi kepada Pemerintah Kabupaten (Pemkab) dan seluruh warga Banyuwangi yang telah menggelar BEC ini.

"Banyuwangi telah konsisten mengangkat budaya lokal menjadi kekuatan yang ditampilkan ke level nasional bahkan internasional. Terima kasih untuk semua tim kreatif Banyuwangi yang telah mempersembahkan karya terbaiknya," kata Khofifah.

Khofifah mengatakan BEC menjadi salah satu event yang merajut kekuatan budaya, sosial, ekonomi. Tidak hanya untuk Banyuwangi tapi juga Jawa Timur dan Indonesia.

"BEC menjadi kekuatan budaya dari Banyuwangi yang turut menguatkan peradaban bangsa," ujarnya.

Sebagai informasi, para desainer dan model menampilkan busana spektakulernya dimulai Taman Blambangan hingga Kantor Bupati dengan jarak 2,5 Km. BEC diikuti peserta mulai dari anak-anak hingga dewasa yang menampilkan tema dalam Ngelukat.

Parade ini juga diikuti sejumlah wisatawan asing yang kebetulan sedang berlibur di Banyuwangi. Salah satunya bule Peru bernama Diego Manuel sampai tertarik untuk ikut jalan di atas catwalk. Dia mengenakan kostum busana pengantin Osing. Diego mengaku senang bisa turut meramaikan parade catwalk.

"Saya sangat senang ikut parade ini dan mengenakan busana etnik Banyuwangi. Parade seperti ini mirip dengan karnaval Rio de Janeiro," kata Diego.

Perlu diketahui, BEC selama empat tahun masuk dalam kalender pariwisata Kharisma Event Nusantara (KEN) dan pernah menjadi salah satu yang terbaik secara berturut-turut.

"Event ini merupakan event kebanggaan Indonesia, kebanggaan Kementerian Pariwisata juga. Tahun lalu, BEC berhasil menjadi 10 event terbaik. Dan ini bukan hal yang biasa," kata Staf Ahli Bidang Transformasi Digital dan Inovasi Pariwisata, Masruroh.

Ada tiga hal yang membuat BEC terpilih kembali ke dalam KEN. Pertama komitmen dari pemimpin daerah yang mendorong event digelar secara konsisten dan berkualitas," ujar Masruroh.

Kedua BEC mengangkat kekuatan lokal, tidak hanya dalam namanya namun dukungan dari masyarakat baik yang terlibat langsung maupun tidak. Ketiga BEC dinilai memberikan dampak positif terhadap budaya, sosial dan ekonomi bagi masyarakat.

"BEC telah menjadi event nasional bahkan internasional yang menyedot banyak wisatawan. Kami berharap event ini bisa menginspirasi daerah lain," ungkapnya.

(prf/ega)

Loading...

Hoegeng Awards 2025

Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

...
Read Entire Article