Jakarta -
Kementerian Kebudayaan RI kembali menggelar konser musik bertajuk 'Harmoni Zaman', sebuah panggung apresiasi bagi musisi legendaris yang telah memberikan kontribusi besar bagi perjalanan musik Indonesia.
Harmoni Zaman edisi spesial kali ini dipersembahkan khusus untuk legendaris musik dangdut Indonesia, Elvy Sukaesih yang sekaligus bertepatan dengan perayaan hari ulang tahunnya yang ke-74. Pentas musik ini menjadi bentuk komitmen Kementerian Kebudayaan dalam memajukan budaya Indonesia, dalam hal ini musik dangdut.
"Umi Elvy Sukaesih yang tadi kita dengar suara emasnya, meski usianya 74 tahun, tapi rasanya seperti 47 tahun," ujar Fadli, dalam keterangan tertulis, Sabtu (28/6/2025).
Fadli menyampaikan apresiasinya kepada Elvy yang pada usia 74 tahun masih menunjukkan kualitas suara yang prima. Dalam kesempatan tersebut, Fadli mendoakan agar Elvy senantiasa sehat, berumur panjang, diberkahi, dan terus berkarya untuk Indonesia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dipandu oleh Kiki Astrida dan Krisna Mukti sebagai pembawa acara, Harmoni Zaman Edisi Spesial: Elvy Sukaesih diisi dengan berbagai penampilan musik dan penayangan video refleksi perjalanan karir Elvy Sukaesih. Acara dibuka dengan penampilan spesial dari putri bungsu Elvy Sukaesih Dhawiya Zaida yang mempersembahkan lagu 'Luka Tak Berdarah.
Elvy Sukaesih dikenal sebagai salah satu pelopor dangdut di Indonesia. Sejak memulai kariernya di era 1970-an, pemilik nama asli Else Sukaesih ini telah menghasilkan ratusan lagu populer yang menjadi bagian dari perjalanan musik bangsa, seperti 'Boneka dari India', 'Mandi Madu', 'Bisik-Bisik Tetangga', dan 'Gula-Gula'. Suaranya yang khas dan penampilannya yang karismatik mengukuhkan dirinya sebagai 'Ratu Dangdut' yang dicintai berbagai kalangan.
Tak hanya di dalam negeri, Elvy juga turut memperkenalkan musik dangdut ke kancah internasional, khususnya di Negeri Sakura. Pengabdiannya dalam dunia musik menjadikan Elvy sebagai sosok yang berjasa dalam mengembangkan budaya Indonesia melalui dangdut.
Fadli menyebut Elvy Sukaesih sebagai aset nasional yang sangat berharga dan telah menginspirasi banyak penyanyi lintas generasi. Dalam sambutannya, Fadli menegaskan bahwa kehadiran Kemenbud bertujuan untuk memajukan kebudayaan nasional Indonesia, sebagaimana amanat konstitusi.
Fadli mengutip Pasal 32 Ayat 1 UUD 1945 yang menyatakan negara berkewajiban memajukan kebudayaan nasional Indonesia di tengah peradaban dunia, dengan menjamin masyarakat dalam memelihara dan mengembangkan nilai-nilai budaya. Fadli menambahkan bahwa di bawah kepemimpinan Presiden RI Prabowo Subianto, pemerintah menunjukkan komitmen nyata dalam memajukan kebudayaan dengan membentuk Kemenbud, yang untuk pertama kalinya berdiri dalam 79 tahun sejarah Indonesia.
"Kami berharap, dengan adanya Kementerian Kebudayaan, seni dan budaya kita semakin semarak dan maju. Salah satunya adalah dengan mengapresiasi para seniman dan budayawan," ujar Fadli.
Menurut Fadli, musik dangdut merupakan bagian penting dari budaya populer Indonesia yang berpotensi besar untuk diterima di kancah internasional. Fadli menilai dangdut sebagai genre musik yang sangat dekat dengan masyarakat dan mudah diterima oleh dunia.
Ia mencontohkan saat menghadiri Festival Film Cannes di Prancis, di mana musik dangdut yang ditampilkan dalam Indonesian Night mendapat sambutan meriah dari masyarakat internasional, meski mereka tidak memahami liriknya. Menurut Fadli, dangdut adalah budaya asli Indonesia yang harus dikembangkan.
"Musik ini sangat mudah diterima, beat-nya membuat banyak orang bergoyang," ujar Fadli.
Fadli juga menginformasikan saat ini Kemenbud mengampu penyelenggaraan Anugerah Musik Indonesia (AMI) yang telah memiliki beberapa kategori, termasuk berbagai genre musik dangdut yang mendapatkan penghargaan. Hal ini merupakan bentuk nyata dari dukungan negara terhadap industri musik lokal.
Mengakhiri sambutannya, Fadli kembali mengucapkan selamat kepada Elvy Sukaesih atas dedikasi dan kontribusinya di dunia musik Indonesia, khususnya dangdut. Dalam acara tersebut, Menteri Kebudayaan Fadli Zon juga secara langsung menyerahkan penghargaan berupa piringan emas dari Kemenbud kepada Elvy sebagai bentuk penghargaan atas karya dan dedikasinya di dunia musik Indonesia.
Elvy Sukaesih dinilai sebagai Ratu Dangdut yang tetap eksis dan tidak lekang oleh waktu. Fadli berharap ke depannya semakin banyak masyarakat-baik di dalam maupun luar negeri-yang mengapresiasi kekayaan budaya Indonesia, terutama musik dangdut.
Sebagai informasi, acara ini turut dihadiri oleh beberapa artis, musisi, dan seniman senior, di antaranya Ahmad Dhani, Mulan Jameela, Fahri Hamzah, Neno Warisman, Mansyur S, Iis Dahlia, Ita Purnamasari, Adi Bing Slamet, Uci Bing Slamet, dan Rube...