Komnas HAM Temukan Unsur Perencanaan soal Penembakan 3 Polisi di Way Kanan

1 month ago 18
situs winjudi online winjudi winjudi slot online winjudi online Daftar slot gacor Daftar situs slot gacor Daftar link slot gacor Daftar demo slot gacor Daftar rtp slot gacor Daftar slot gacor online terbaru Daftar situs slot gacor online terbaru Daftar link slot gacor online terbaru Daftar demo slot gacor online terbaru Daftar rtp slot gacor online terbaru slot gacor situs slot gacor link slot gacor demo slot gacor rtp slot gacor informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya informasi online hari ini berita online hari ini kabar online hari ini liputan online hari ini kutipan online hari ini informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat situs winjudi online

Jakarta -

Komnas HAM menemukan unsur perencanaan di balik oknum TNI AD menembak tiga polisi yang menggerebek judi sabung ayam di Way Kanan, Lampung. Komnas HAM meminta kasus tersebut diusut tuntas dan transparan.

"Komnas HAM menilai ada perencanaan atas tindakan penembakan tiga anggota kepolisian tersebut, yaitu dengan adanya senjata api di lokasi kejadian," kata anggota Komnas HAM RI Abdul Haris Semendawai kepada wartawan, Jumat (23/5/2025).

Dalam temuannya, Komnas HAM menjelaskan prajurit TNI berinisial B mengambil senjata yang sebelumnya diletakkan di kursi. Sesaat kemudian, dia menembak ke arah anggota Polri hingga meninggal dunia di lokasi kejadian.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kemudian Saudara B meminta rekannya, Saudara I, untuk mengambil senjata yang sebelumnya diletakkan di atas kursi plastik. Setelah Saudara I meninggalkan lokasi, Saudara B melepaskan satu tembakan ke udara, lalu menembak secara langsung ke arah dua anggota polisi, yakni Aipda PA dan Kapolsek Negara Batin, AKP L. Saat Briptu MG dalam upaya pelarian dan terjatuh, Saudara B kembali melepaskan tembakan ke arah korban, yang sempat membalas tembakan, hingga akhirnya Saudara B tertembak," jelasnya.

Selain keterlibatan dalam pembunuhan, Komnas HAM juga menemukan keterlibatan prajurit TNI dalam judi sabung ayam di lokasi. Hal tersebut didasarkan atas keberadaan pelaku di lokasi judi sabung ayam tersebut.

"Keterlibatan pelaku menunjukkan bahwa tidak hanya terjadi tindak pidana kekerasan, tetapi juga indikasi pelanggaran hukum yang lebih luas yang melibatkan praktik kejahatan berjaringan," ujarnya.

Selain melanggar hukum, dia menilai peristiwa penembakan tersebut melanggar hak asasi manusia. Dia meminta kasus tersebut diusut secara transparan hingga tuntas.

"Kejadian ini menegaskan pentingnya reformasi keamanan, termasuk pembenahan koordinasi antaraparat, pengawasan ketat terhadap penggunaan senjata api, serta penguatan komitmen semua institusi penegak hukum untuk bertindak sesuai hukum dan etika," kata dia.

"Komnas HAM memandang bahwa penyelesaian kasus ini harus mengedepankan pendekatan berbasis HAM dan supremasi hukum, demi menegakkan keadilan serta mencegah terulangnya peristiwa serupa di masa mendatang," imbuhnya.

Sebagai informasi, kejadian penembakan terhadap tiga polisi itu terjadi Senin (17/3) sore. Saat itu, ketiga polisi tengah melakukan penggerebekan di salah satu lokasi sabung ayam di Way Kanan, Lampung.

Mereka yang gugur adalah Inspektur Satu (Iptu) Lusiyanto, Brigadir Kepala (Bripka) Petrus Apriyanto, dan Brigadir Dua (Bripda) Ghalib Surya Ganta. Sebagai bentuk penghormatan terakhir, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo memberikan kenaikan pangkat luar biasa anumerta.

Dua oknum TNI yang menembak tiga polisi di Way Kanan, Lampung, berinisial Kopda Basar dan Peltu L, resmi jadi tersangka. Keduanya pun dijerat dengan pasal yang berbeda.

(wnv/imk)

Loading...

Hoegeng Awards 2025

Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

Read Entire Article