Menerka Makna Prabowo yang Bilang Rusia-China Bukan Negara Standar Ganda

5 days ago 6
situs winjudi online winjudi winjudi slot online winjudi online Daftar slot gacor Daftar situs slot gacor Daftar link slot gacor Daftar demo slot gacor Daftar rtp slot gacor Daftar slot gacor online terbaru Daftar situs slot gacor online terbaru Daftar link slot gacor online terbaru Daftar demo slot gacor online terbaru Daftar rtp slot gacor online terbaru slot gacor situs slot gacor link slot gacor demo slot gacor rtp slot gacor informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya informasi online hari ini berita online hari ini kabar online hari ini liputan online hari ini kutipan online hari ini informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat situs winjudi online

Jakarta -

Presiden RI Prabowo Subianto mengatakan Rusia dan China bukan negara dengan standar ganda. Pakar menilai ada kritikan di balik ucapan Prabowo tersebut.

Guru Besar Hukum Internasional Universitas Indonesia (UI) Hikmahanto Juwana menganggap pernyataan tersebut merupakan sebuah kritikan. Kritikan itu tertuju kepada Amerika Serikat (AS).

"Jadi betul ini kritikan terhadap AS yang kerap memiliki standar ganda. Terlebih lagi di bawah Trump sangat terlihat standar gandanya. Membela Israel secara membabi buta padahal yang dilakukan oleh Israel belum tentu benar," ujar Hikmahanto kepada wartawan, Minggu (21/6/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia pun menilai apa yang diucapkan Prabowo soal Rusia dan China bukan negara standar ganda sudah tepat. Kemudian, Hikmahanto turut menyorot Prabowo yang lebih memilih ke Rusia untuk bertemu Presiden Vladimir Putin ketimbang ikut Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G7 di Kanada yang dihadiri Presiden Amerika Serikat Donald Trump.

Menurutnya ada 4 alasan Prabowo lebih tepat bertemu Putin. "(Alasan pertama) Kalau ke Kanada, Indonesia hanya didengar sebagai negara berkembang atas perkembangan geoekonomi sementara kalau ke Rusia, presiden bisa membuat kesepakatan-kesepakatan bilateral," tutur Hikmahanto.

Alasan kedua, dengan memilih ke Rusia untuk bertemu Putin, Prabowo menjadi tamu utama. Tapi bila ikut KTT G7, kehadiran Prabowo hanya dianggap sekedar mendengarkan perspektif negara berkembang.

"(Alasan ketiga) Presiden ke Rusia bisa mengkapitalisasi kunjungan dengan membicarakan rakyat Palestina di Gaza dan perang Israel-Iran. Ini penting karena AS selalu berada di belakang Israel. Pengimbangnya hanya Rusia dan China," lanjutnya.

Selanjutnya, jika Prabowo ke Kanada, maka seolah Indonesia berpihak kepada negara-negara barat yang tergabung dalam Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD). Sementara, dengan pergi ke Rusia, Indonesia dipersepsikan mendukung BRICS (akronim dalam bahasa Inggris dari: Brazil, Russia, India, China, South Africa).

Sementara, Pengamat Hubungan Intersional (HI) dari Universitas Pandjajaran (Unpad) Teuku Rezasyah tak melihat adanya maksud lain dari ucapan Prabowo yang bilang Rusia dan China bukan negara standar ganda. Konteks pidato Prabowo, bagi Rezasyah, murni soal ekonomi.

"Memang RI lebih mudah berinteraksi dengan Rusia sebagai negara Eurasia, dan China yang tergolong sesama Asia. Sama sekali tidak menyinggung peranan AS dan sekutunya dalam konflik Gaza dan Iran," kata Rezasyah.

Ia mengatakan Prabowo mendapatkan undangan dari Putin terlebih dahulu. Sehingga, Prabowo mengutamakan terbang ke Rusia.

"Beliau datang ke St. Petersburg karena sudah diundang oleh Putin, sudah memutuskan sejak dini karena programnya sesuai dengan kebutuhan nasional RI untuk jangka panjang, dan memang waktunya bentrok dengan KTT G7," sebutnya.

"Presiden Prabowo hanyalah manusia biasa, dan bukan superman yang bisa berada di banyak tempat pada saat yang berdekatan waktu. Secara psikologis, masyarakat Indonesia bersimpati dengan perjuangan Iran, namun pemerintahnya selalu mengupayakan penyelesaian konflik secara damai," imbuhnya.

Sebelumnya, Prabowo mengatakan Rusia dan China bukan negara dengan standar ganda. Prabowo menyebut kedua negara tersebut selalu konsisten membela yang lemah.

"Banyak negara selatan setuju dengan saya bahwa Rusia dan China adalah negara yang tidak standar ganda. Mereka selalu membela orang yang menderita. Mereka membela keadilan semua rakyat negara-negara dunia," kata Prabowo dalam St. Petersburg International Economic Forum (SPIEF) 2025 di Rusia, Jumat (20/6/2025).

Lihat Video 'Prabowo: Rusia-China Bukan Negara Standar Ganda':

(isa/idh)

Loading...

Hoegeng Awards 2025

Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

Read Entire Article