Komisi III DPR Undang Audiensi Koalisi Sipil Saat Aksi Protes RKUHAP

21 hours ago 5
situs winjudi online winjudi winjudi slot online winjudi online Daftar slot gacor Daftar situs slot gacor Daftar link slot gacor Daftar demo slot gacor Daftar rtp slot gacor Daftar slot gacor online terbaru Daftar situs slot gacor online terbaru Daftar link slot gacor online terbaru Daftar demo slot gacor online terbaru Daftar rtp slot gacor online terbaru slot gacor situs slot gacor link slot gacor demo slot gacor rtp slot gacor informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya informasi online hari ini berita online hari ini kabar online hari ini liputan online hari ini kutipan online hari ini informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat situs winjudi online

Jakarta -

Ketua Komisi III DPR Habiburokhman menyampaikan pihaknya mengundang koalisi masyarakat sipil yang memprotes proses penyusunan revisi Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (RKUHAP). Undangan itu disampaikan saat koalisi sipil menggelar aksi di gerbang gedung DPR.

Habiburokhman menyarankan agar aspirasi itu disampaikan melalui Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU). Dengan demikian, dapat melibatkan fraksi-fraksi di Komisi III DPR.

"Nah, hari ini saya dengar ada teman-teman yang melakukan demo di depan. Saya juga pernah undang semua ke sini. Pernah memberikan aspirasinya. Mengatakan kurang lebih bahwa rapat KUHAP dilaksanakan ruang-ruang gelap dan lain sebagainya. Ya kita mau tanya seperti apa?" kata Habiburokhman dalam konferensi pers bersama sejumlah anggota Komisi III DPR di ruang rapat komisi, Senayan, Jakarta, Senin (14/7/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ini kan apa namanya pembahasan undang-undangnya ini kan oleh komisi. Percuma ngomong dengan Habiburokhman sendiri. Lebih baik datang ke sini ngomong semua partai ya insyaallah hadir," sambungnya.

Habiburokhman menyebutkan pihaknya memberikan kesempatan kepada publik untuk menyampaikan aspirasi. "Kita berikan kesempatan yang luas. Silakan. Jadi itu kami berikhtiar semaksimal mungkin ini terbuka dan bisa diikuti. Lalu dan kami membuka diri kalau ada yang ingin memberikan masukan," ujarnya.

Adapun aksi koalisi masyarakat sipil digelar di gerbang Pancasila, gedung MPR/DPR/DPD RI, Senayan, Jakarta. Ditemui saat aksi, Wakil Ketua YLBHI Arif Maulana mengatakan pihaknya mengundang DPR dan pemerintah hadir dalam debat terbuka di depan publik mengenai penyusunan RKUHAP.

"Ya hari ini teman-teman koalisi sipil yang mengawal proses penyusunan KUHAP, ini mengundang DPR RI dan juga pemerintah dan nama-namanya sudah jelas ya tadi teman-teman tau namanya ya, itu untuk berdebat terbuka di publik mengenai proses penyusunan rancangan KUHAP dengan harapan bahwa masyarakat, publik itu tahu apa yang sebenarnya terjadi di dalam pembahasan RKUHAP oleh DPR bersama pemerintah hari ini," kata Arif.

Arif memprotes terkait proses penyusunan RKUHAP yang terkesan terburu-buru dan tidak transparan. Dia mempertanyakan tujuan pembahasan RUU tersebut.

"Tetapi yang menarik adalah ketika kita aksi dan aksi ini sebetulnya bagian dari protes terhadap tertutupnya proses RKUHAP dan lagi-lagi ini proses legislasi yang otoriter ya mirip RUU TNI, RUU IKN, RUU KPK, ya sebetulnya jelas bahwa RUU itu bukan untuk masyarakat. Kita mengkhawatirkan itu dan dengan proses yang berjalan," katanya.

Arif menceritakan pihaknya telah mendapat informasi untuk diundang RDPU dengan Komisi III DPR. Namun dia mengaku tidak mendapat undangan resminya.

"Tadi ketika kita baru mulai aksi tiba-tiba gerbang gedung ini langsung ditutup, dijaga oleh kepolisian, langsung datang dan mengerumuni kita dan yang menarik ada kontak ada telepon, ada WA, yang meminta kita masuk. Dan tidak berselang lama ada informasi di YouTube kita diterima dalam konteks Rapat Dengar Pendapat Umum," kata Arif.

"Nah kita tidak pernah diundang secara resmi, kita tidak pernah diberitahu bahwa akan diterima. Bahkan kita justru yang mengundang mereka dan ada surat resminya dikirimkan tapi justru di balik seperti itu. Ini maksudnya apa, apakah mau memanipulasi partisipasi masyarakat," lanjutnya.

(fca/whn)

Loading...

Hoegeng Awards 2025

Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

Read Entire Article