Pemerintah Akan Relokasi Korban Tanah Bergerak di Purwakarta

1 week ago 6
situs winjudi online winjudi winjudi slot online winjudi online Daftar slot gacor Daftar situs slot gacor Daftar link slot gacor Daftar demo slot gacor Daftar rtp slot gacor Daftar slot gacor online terbaru Daftar situs slot gacor online terbaru Daftar link slot gacor online terbaru Daftar demo slot gacor online terbaru Daftar rtp slot gacor online terbaru slot gacor situs slot gacor link slot gacor demo slot gacor rtp slot gacor informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya informasi online hari ini berita online hari ini kabar online hari ini liputan online hari ini kutipan online hari ini informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat situs winjudi online

Jakarta -

Pemerintah memutuskan akan merelokasi hunian para korban bencana longsor dan tanah bergerak di Desa Pasirmunjul, Kecamatan Sukatani, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat. Kementerian Sosial RI akan menyiapkan skema bantuan untuk pembangunan rumah.

Keputusan merelokasi para korban diputuskan setelah Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan RI (Menko PMK), Pratikno; Kepala BNPB Letjen TNI, Suharyanto; Wamensos, Agus Jabo Priyono; Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Hadi Wijaya; Wakil Menteri Pekerjaan Umum (PU), Diana Kusumastuti serta para stakeholder lain meninjau lokasi bencana.

"Perlu dilakukan relokasi tempat tinggal karena menurut keadaan geologi tidak lagi aman ditempati. Tidak ada pembangunan hunian sementara, langsung nantinya menjadi hunian tetap. Selain relokasi rumah, kita juga relokasi fasilitas umum, terutama jalan," kata Pratikno, dalam keterangan tertulis, Jumat (20/6/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hal tersebut ia sampaikan seusai meninjau posko pengungsian di Gedung Serbaguna Desa Pasir Munjul, Kecamatan Sukatani, Purwakarta, Kamis (19/6). Sementara terkait lokasi hunian baru, Pratikno menyatakan PVMBG akan menentukan zona aman yang akan menjadi lokasi relokasi, baik secara terpusat maupun mandiri.

Keputusan melakukan relokasi menurut Kepala PVMBG, Hadi Wijaya sudah tepat lantaran luas area gerakan tanah telah berkembang signifikan.

"Sementara sudah final, jadi dari 2 hektare menjadi 10 hektare. Harus direlokasi sepenuhnya," katanya.

Pratikno menjelaskan mayoritas korban bencana kini mengungsi secara mandiri di rumah kerabat masing-masing. Kendati demikian, seluruh kebutuhan dasar para pengungsi tetap dilayani melalui koordinasi BNPB, Kemensos, dan pemerintah daerah.

Kepala BNPB, Letjen TNI Suharyanto memastikan bahwa masyarakat terdampak telah mendapatkan layanan berdasarkan kebutuhan dasar. Adapun soal relokasi dia menyatakan dapat dilakukan secara terpusat atau mandiri di lahan pribadi, dengan catatan titiknya telah dinyatakan aman oleh PVMBG.

"Kalau mereka menginginkan relokasi mandiri tunjukkan tanahnya, tanahnya aman dari Badan Geologi, maka kita segera akan bangun. Jadi mudah-mudahan proses ini bisa lebih cepat," kata Suhartoyo.

Dukungan untuk melakukan relokasi juga datang dari Wamensos, Agus Jabo Priyono. Agus memastikan Kemensos akan terlibat aktif dalam tahap pemulihan paska bencana, terutama dalam pembangunan rumah warga terdampak.

"Rusak berat kita akan membantu sekitar Rp 20 juta, rusak sedang Rp 10 juta. Yang ringan sekitar Rp 1 juta-Rp 5 juta," kata Agus.

Tak hanya itu, setelah terbangun, Kemensos juga membantu perlengkapan rumah dengan nominal Rp 3 juta per hunian.

"Jadi Kemensos akan terlibat aktif dalam proses pembangunan rumah termasuk isiannya," kata Agus.

Tak ketinggalan, dukungan pemulihan infrastruktur dasar juga turut disampaikan Wamen PU Diana Kusumastuti. Diana memastikan akan ada pembangunan jalan dan jembatan pengganti demi menjamin konektivitas warga.

Bantuan Kemensos

Bantuan tahap pertama kepada para korban bencana alam tanah bergerak di Purwakarta telah tersalurkan senilai Rp 21,6 juta terdiri atas 13 paket kidsware, 30 lembar selimut, 5 terpal, dan 1 paket penjernih air. Pada tahap kedua, Kemensos menyalurkan bantuan senilai Rp 233,3 juta yang mencakup 1 unit perlengkapan dapur umum, 10 unit tenda keluarga, 50 tenda gulung, 50 kasur, 200 paket makanan siap saji, 100 paket lauk pauk, 30 paket sandang dewasa, 30 paket sandang anak, 50 family kit, 50 selimut, dan 50 kidsware.

Total bantuan logistik kedaruratan yang disalurkan senilai Rp 254,9 juta. Selain itu Kemensos juga memberikan 100 paket sembako bagi pengungsi dengan nominal Rp 21 juta.

Sebanyak 69 rumah mengalami kerusakan berat akibat bencana, tidak ada masyarakat yang bertahan di lokasi dan memilih mengungsi. Adapun 83 kepala keluarga (KK) atau 256 jiwa mengungsi, dengan 145 jiwa (47 KK) mengungsi di kerabat, dan 111 jiwa (36 KK) mengungsi di Gedung Serbaguna Desa Pasir Munjul, Kecamatan Sukatani.

Salah satu pengungsi dari Kampung Sukamulya, Desa Pasir Munjul, Kecamatan Sukatani, Hasanah (41) mengungkapkan rasa syukur telah dievakuasi dan mendapat fasilitas layak di posko pengungsian.

"Alhamdulillah, tenang sekarang di sini. (Fasilitas) air dan permakanan lancar," kata Hasanah.

"Terima kasih atas kunjungan dan bantuannya, mudah-mudahan cepat direlokasi, pindah ke tempat yang layak," sambungnya.

Sebelumnya, bencana tanah longsor terjadi pada Minggu (20/5) disusul pergerakan tanah tambahan dan terakhir pada Jumat (13/6) pukul 08:00 WIB. Faktor pemicu antara lain curah hujan tinggi, lereng curam tanpa vegetasi memadai, serta sistem drainase yang tidak optimal.

Lokasi terdam...

Read Entire Article