Jakarta -
Perayaan HUT Bhayangkara ke-79 dimeriahkan oleh kehadiran organisasi keagamaan yang memberikan mendukung penuh kepada Polri.
Beberapa organisasi keagamaan yang hadir dan tampil dalam defile HUT Bhayangkara ke-79 di antaranya adalah Persatuan Islam (Persis) yang didirikan pada 1923. Ada juga organisasi keagamaan yang didirikan Haji Samanhudi pada 1912, yaitu Sarekat Islam (SI).
Tidak hanya itu, organisasi perempuan muda Nahdlatul Ulama yang didirikan pada 1950, yaitu Fatayat NU turut memeriahkan acara HUT Bhayangkara ke-79. Bahkan organisasi perempuan Muslimat NU juga tidak kalah meriah di acara itu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Turut memeriahkan acara HUT Bhayangkara ke-79 dari Komando Kesiapsiagaan Angkatan Muda Organisasi Muhammadiyah (Kokam) dan organisasi Barisan Ansor Serbaguna (Banser) NU.
Perayaan HUT Bhayangkara ke-79 dimeriahkan dengan kehadiran organisasi keagamaan yang memberikan mendukung penuh kepada Polri. (Foto: dok. Istimewa)
Kepala Divisi Humas Polri Irjen Sandi Nugroho mengemukakan bahwa kehadiran organisasi keagamaan dalam acara HUT Bhayangkara ke-74 tersebut merupakan bukti keharmonisan antara Polri dengan sejumlah organisasi.
"Ini bukti bahwa Polri tidak hanya dekat dengan masyarakat, tetapi juga dengan organisasi keagamaan di Indonesia," jelas Kadiv Humas Polri Irjen Sandi, Rabu (2/7/2025).
Kadiv Humas Polri juga mengucapkan terima kasih kepada semua organisasi keagamaan yang turut serta memeriahkan acara HUT Bhayangkara ke-74.
"Kami mengucapkan terima kasih kepada seluruh organisasi keagamaan yang telah hadir di acara HUT Bhayangkara ke-74," ungkap Kadiv Humas.
Ditambahkan Kadiv Humas, kehadiran organisasi keagamaan di acara HUT Bhayangkara ke-74 bisa membuat Polri makin kuat. Bahkan Polri akan makin memiliki kekuatan dalam memberikan pelayanan terbaiknya agar makin dicintai oleh masyarakat Indonesia.
"Jadi sesuai dengan tema kita hari ini di HUT Bhayangkara ke-74, Polri Untuk Masyarakat," ujar Irjen Sandi.
Sebelumnya, Presiden Prabowo Subianto mengapresiasi Polri yang kini makin baik dan hadir di tengah masyarakat serta mampu merasakan penderitaan rakyat.
"Polisi Indonesia harus berada di tengah rakyat, merasakan penderitaan rakyat, mendengar jeritan hati rakyat," jelas Presiden Prabowo di hadapan jajaran pimpinan Polri dan tamu undangan.
Pernyataan ini disampaikan Prabowo sebagai pengingat bahwa cita-cita kemerdekaan Indonesia bukan sekadar menjadi bangsa yang berdaulat, tetapi juga negara yang makmur dan adil. Beliau menekankan bahwa polisi yang dicintai rakyat adalah yang mampu membela kelompok paling lemah dan tertindas.
"Bangsa dan negara kita membutuhkan kepolisian yang tangguh, unggul, bersih, dan dicintai rakyat-polisi yang berada di tengah rakyat, membela rakyat, melindungi rakyat, khususnya mereka yang paling lemah, paling tertindas, dan paling miskin," ujar Presiden Prabowo.
Simak juga Video: Doa UAH: Harap Hari Bhayangkara Jadi Penyatu Anak-anak Bangsa
(hri/rfs)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini