Komisi IV DPR Dorong Sawah Pokok Murah di Sumbar Jadi Program Nasional

14 hours ago 1
situs winjudi online winjudi winjudi slot online winjudi online Daftar slot gacor Daftar situs slot gacor Daftar link slot gacor Daftar demo slot gacor Daftar rtp slot gacor Daftar slot gacor online terbaru Daftar situs slot gacor online terbaru Daftar link slot gacor online terbaru Daftar demo slot gacor online terbaru Daftar rtp slot gacor online terbaru slot gacor situs slot gacor link slot gacor demo slot gacor rtp slot gacor informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya informasi online hari ini berita online hari ini kabar online hari ini liputan online hari ini kutipan online hari ini informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat situs winjudi online

Jakarta -

Komisi IV DPR RI meninjau program sawah pokok murah di Sumatera Barat. Program ini disebut memiliki potensi besar untuk mendukung ketahanan pangan nasional dengan biaya minimal dan menguntungkan petani.

Ketua Komisi IV DPR RI Siti Hediati Soeharto dan Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Alex Indra Lukman memimpin kunjungan ini bersama anggota lainnya. Dalam pesannya kepada wartawan, Sabtu (21/6/2025), rombongan turun ke Jorong Ampang Gadang Kecamatan Ampek Angkek, Kabupaten Agam, Sumbar, untuk melihat efektivitas program sawah pokok murah tersebut.

"Kita sudah lihat program sawah pokok murah ini. Sangat potensial. Biaya produksi sangat rendah karena pascapanen, sawah tidak perlu dibajak, tidak membutuhkan pupuk kimia karena telah digantikan oleh jerami bahkan pemeliharaannya tidak perlu banyak tenaga," kata Titiek.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hasil produksi gabah dari sawah pokok murah disebut sama dengan sawah biasa, bahkan pada beberapa kali masa panen selanjutnya hasilnya lebih banyak dari sawah yang menggunakan pupuk. Titiek Soeharto mendorong UPT Kementerian Pertanian yang ada di Sumbar mempercepat riset ilmiah dan sertifikasi sawah pokok murah agar bisa menjadi program nasional dengan Sumbar menjadi percontohan sebelum dikembangkan ke berbagai daerah.

Sementara itu, Wakil Ketua Komisi IV DPR RI, Alex Indra Lukman yang sedari awal menyuarakan potensi sawah pokok murah optimistis program ini bisa menyokong program ketahanan pangan nasional yang digaungkan Presiden Prabowo Subianto.

"Saya kira tidak ada yang akan menolak program ini karena memang sangat menguntungkan petani, mendukung ketahanan pangan dan ekonomi hijau karena sangat ramah lingkungan," katanya.

Wakil Gubernur Sumbar, Vasko Ruseimy, juga memberikan dukungan penuh terhadap program yang disebutnya inovasi dalam sektor pertanian. Vasko sudah meminta akademisi dari berbagai perguruan tinggi di Sumbar untuk melakukan penelitian ilmiah agar program ini bisa naik ke nasional dari Sumbar.

Inisiator sawah pokok murah, Ir. Joni menyebut, ia telah mulai melakukan inovasi itu sejak 2020 berangkat dari temuan rata-rata petani membakar jerami setelah panen sehingga menimbulkan porsoalan lingkungan. Melakukan berbagai percobaan, akhirnya ia menemukan jerami bisa menjadi subsitusi untuk pupuk kimia dan bahan jerami sebagai pupuk disebut membuat lahan lebih tahan kekeringan.

"Lahan sawah menggunakan pupuk, akan retak dan rengkah saat kekeringan. Tapi sawah pokok murah yang menggunakan jerami, tetap dalam kondisi baik," ujarnya.

Teknik yang digunakan dalam sawah pokok murah dibagi atas Mulsa Tanpa Olah Tanah (MTOT), yaitu jerami sisa panen tidak dibakar namun dikumpulkan dan digunakan sebagai mulsa (penutup tanah) untuk menjaga kelembaban dan kesuburan tanah. Kemudian, ada pembuatan parit selebar mata cangkul dengan jarak antar parit sekitar 125 cm untuk pengaturan air. Seleksi bibit padi dilakukan dengan metode air garam dan telur untuk memastikan kualitas bibit yang baik.

Penanaman bibit dilakukan pada usia 12-14 hari setelah semai. Pengelolaan air dilakukan dengan mengatur air dalam sawah agar tidak tergenang demi mencegah reaksi racun pada tanaman.

(gbr/eva)

Loading...

Hoegeng Awards 2025

Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

Read Entire Article