Jakarta -
Badan Pusat Statistik (BPS) bicara data ekspor komoditas buah kelapa beberapa waktu terakhir. Ekspor kelapa sempat disorot karena dianggap menjadi biang kerok naiknya harga di dalam negeri.
Direktur Statistik Distribusi BPS Sarpono menyoroti naiknya harga kelapa pada April lalu. Selain karena di bulan tersebut terdapat Hari Raya Lebaran, namun tingginya angka ekspor kelapa terindikasi juga jadi penyebab minimnya stok di dalam negeri sehingga harga naik.
Berdasarkan data yang dipaparkan Sarpono, ekspor kelapa per Maret 2025 mencapai 39,5 ribu ton dengan nilai US$ 14,9 juta atau setara Rp 242,87 miliar (kurs Rp 16.300). Sedangkan tiga negara tujuan ekspor terbesar selama Januari-Maret 2025 antara lain ada China, Vietnam, dan Thailand.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kenapa harga kelapa naik? Ternyata memang ada ekspor kelapa yang cukup tinggi. Tujuan ekspor dari kelapa tersebut diantaranya ada di Tiongkok (China), Vietnam, Thailand," kata Sarpono dalam acara Penjelasan Data Ekspor dan Impor BPS di Kantor Pusat BPS, Jakarta Pusat, Rabu (28/5/2025).
Ekspor kelapa biasanya dalam bentuk butiran. Menurut Sarpono, ekspor kelapa ke China meningkat salah satunya lantaran di sana ada tren gaya hidup sehat dengan mengkonsumsi air kelapa, santan, hingga kelapa parut.
Sementara berdasarkan pantauan dari situs Info Pangan Jakarta, harga kelapa kupas kini menunjukkan tren penurunan. Di Jakarta Utara, rata-rata harganya per hari ini mencapai Rp 14.000/kg atau turun Rp 1.500 dari harganya di hari kemarin Rp 15.500.
Kemudian di Jakarta Pusat, harga kelapa rata-rata berada di kisaran Rp 13.333/kg, turun Rp 167 dari harga Selasa kemarin di Rp 13.500/kg. Di Jakarta Timur, harganya terpantau stabil di kisaran Rp 14.600/kg.
Begitu juga di Jakarta Barat, harganya terpantau stabil di kisaran Rp 15.200/kg. Terakhir di Jakarta Selatan, tercatat harga kelapa kupas juga masih stabil Rp 15.200/kg dibandingkan hari sebelumnya.
Sebagai informasi, pada akhir April lalu Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti melaporkan sepanjang Januari-Maret 2025, ekspor untuk kelapa yang masih dalam kulit mencapai US$ 45,6 juta.
"Lalu ekspor kopra (daging buah kelapa dikeringkan) itu US$ 5,9 juta. Dibandingkan Januari-Maret 2024 ada penurunan," kata Amalia dalam konferensi pers di Kantor BPS, Senin (21/4/2025).
Pada hari yang sama, Info Pangan Jakarta mencatatkan harga kelapa kupas tertinggi berada di Pasar Induk Kramat Jadi Rp 20.000/kg, sementara terendah Pasar Mayestik Rp 10.000/kg.
Sedangkan berdasarkan informasi di lapangan, Jumat (11/4), harga kelapa bulat atau parut mengalami lonjakan yang signifikan. Salah seorang penjual kelapa parut di Pasar Rawa Bebek, Usin, mengatakan harga satu butir kelapa bisa mencapai Rp 25.000, tergantung ukuran.
Padahal saat kondisi normal, kelapa parut dijual dengan harga Rp 10.000-15.000 per butir. Artinya untuk kelapa ukuran kecil, harga mengalami kenaikan dua kali lipat.
Simak juga Video Prabowo: Negara Kita Sesungguhnya Tak Perlu impor BBM Sama Sekali
(shc/ara)