Santri dan Pengurus Pesantren Gus Miftah Dipolisikan Terkait Kasus Penganiayaan

1 week ago 10
situs winjudi online winjudi winjudi slot online winjudi online Daftar slot gacor Daftar situs slot gacor Daftar link slot gacor Daftar demo slot gacor Daftar rtp slot gacor Daftar slot gacor online terbaru Daftar situs slot gacor online terbaru Daftar link slot gacor online terbaru Daftar demo slot gacor online terbaru Daftar rtp slot gacor online terbaru slot gacor situs slot gacor link slot gacor demo slot gacor rtp slot gacor informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya informasi online hari ini berita online hari ini kabar online hari ini liputan online hari ini kutipan online hari ini informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat situs winjudi online

Jogja -

Seorang pria berinisial KDR (23) melaporkan pengurus serta santri Pondok Pesantren (Ponpes) Ora Aji, yang diasuh oleh Miftah Maulana Habiburrahman atau Gus Miftah, ke polisi. Korban mengaku dianiaya oleh sejumlah orang di ponpes tersebut karena dituduh mencuri.

Dilansir dari detikJogja, Ketua Tim Kuasa Hukum KDR, Heru Lestarianto, mengungkapkan bahwa kliennya mengalami penganiayaan pada dua waktu berbeda pada 15 Februari 2025. Setiap kali hendak dianiaya, KDR dibawa ke dalam salah satu ruangan di ponpes, lalu dianiaya oleh 13 orang.

"Dengan cara dipukuli beramai-ramai, disetrum, dipukul dengan menggunakan selang," kata Heru, Jumat (30/5/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Heru, kliennya dituduh mencuri uang hasil penjualan air galon yang dikelola ponpes sebesar Rp 700 ribu. Orang tua korban bahkan sempat mendatangi Ponpes Ora Aji untuk mengganti kerugian tersebut.

KDR, lanjut Heru, sempat dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara. Namun, keluarganya memutuskan membawanya pulang ke kampung halaman di Kalimantan untuk menjalani perawatan lanjutan dari psikiater.

"Sempat dirawat di RS Bhayangkara tapi langsung dibawa pulang untuk perawatan lebih lanjut karena kondisinya seperti orang linglung. Makanya sekarang lanjut ke psikiater," ujarnya.

Tanggapan Polisi

Heru menyebut kliennya sudah membuat laporan polisi di Polsek Kalasan dengan nomor: STTLP/22/II/2025/SEK KLS/POLRESTA SLM/POLDA DIY tertanggal 16 Februari 2025. Namun, penanganan kasus kemudian dialihkan ke Polresta Sleman. Dari informasi penyidik, 13 orang yang terdiri atas 9 orang dewasa dan 4 anak di bawah umur telah ditetapkan sebagai tersangka, namun belum ada yang ditahan.

"Namun dari 13 orang yang ditetapkan sebagai tersangka itu, belum ada satu pun yang ditahan karena pihak yayasan mengajukan penangguhan penahanan," kata Heru.

Sementara itu, Kapolresta Sleman, Kombes Edy Setianto Erning Wibowo, mengatakan pihaknya masih menangani kasus tersebut.

"Itu sedang kami tangani. Berkasnya sudah berjalan," kata Edy saat dihubungi wartawan, Kamis (29/5).

Edy membenarkan adanya penetapan tersangka dalam kasus ini. Terkait belum adanya penahanan, Edy menyebut beberapa tersangka masih berstatus di bawah umur dan proses hukum masih berlangsung.

"Beberapa pelaku masih di bawah umur. Kemarin korban juga berencana mengajukan restorative justice (RJ), tapi kami masih menunggu laporan resminya," pungkasnya.

Terkait kasus ini, wartawan telah mencoba menghubungi pengasuh Ponpes Ora Aji. Namun, hingga berita ini diturunkan, belum ada respons.

Baca selengkapnya di sini.

Lihat juga Video 'Pria Aniaya Anak Tiri Hingga Tewas di Dharmasraya Menyerahkan Diri':

(aik/dhn)

Loading...

Hoegeng Awards 2025

Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

Read Entire Article