Jakarta -
Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono mengatakan stok cadangan beras pemerintah (CB) diprediksi akan tembus 4 juta ton dalam waktu dua hari lagi. Stok saat ini telah mencapai angka 3,964 juta ton.
"Per hari ini 3,964 juta ton. Nah kalau kita ini kan nyerap gabah, kemudian kita giling jadi beras kan, satu harinya rata-rata 20 ribu ton. Jadi prediksi kita 2 hari lagi, 2 hari lagi 4 juta ton. Tertinggi sepanjang sejarah republik ini berdiri," kata dia di Kementerian Pertanian, Jakarta Rabu (28/5/2025).
Menurutnya, jumlah CBP akan terus bertambah hingga akhir masa panen raya. Namun, angkanya tidak akan sebanyak selama panen raya. Saat ini penyerapan telah menurun, seiring dengan masuknya masa tanam.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kan pas panen raya kemarin di bulan April kan nambahnya sampai 50 ribu. Nah ini kan panennya udah mulai nurun, orang udah mulai nanam lagi kan. Nah jadi ini panen-panen yang ada ini sudah kita serap, dan serapan per harinya gabah yang kita serap, kemudian kita giling, kita simpan di gudang," tuturnya.
Sudaryono menjelaskan, penyerapan yang dilakukan oleh pemerintah melalui Perum Bulog untuk menjaga stok dan harga di petani dan konsumen. Ia mengatakan penyerapan yang dilakukan merupakan 10% hingga 15% dari produksi dalam negeri.
Jika tidak dilakukan penyerapan saat panen raya dan stok melimpah, harga gabah dan beras akan mengalami penurunan. Biasanya harga gabah yang anjlok signifikan dan berdampak buruk pada petani.
Oleh sebab itu, penyerapan diperlukan tidak hanya untuk stok pemerintah, namun menjaga harga baik di petani dan konsumen. Pemerintah juga telah mengatur Harga Pembelian Pemerintah (HPP) untuk penyerapan Gabah Kering Panen (GKP) menjadi Rp 6.500/kilogram (kg).
"Kalau misalnya produksinya melimpah, kemudian Bulog tidak ngambil, itu kan yang kita makan sama, yang kita produksikan lebih banyak, yang diproduksi karena lagi panen raya. Hukum ekonomi, kalau supply lebih banyak dari demand maka harganya pasti jatuh. Nah supaya nggak jatuh, kelebihannya dibeli sama Bulog gitu loh Pak. Jadi yang Rp 6.500 (per kg)tu bukan hanya Bulog, tapi ada semua swasta maupun Bulog membeli minimal Rp 6.500 (per kg)," jelasnya.
Namun, penggilingan swasta juga diperbolehkan membeli gabah di atas Rp 6.500/kg, jika memang gabah yang didapat dari petani berkualitas baik. Saat ini diakui harga gabah juga ada yang di atas Rp 6.500/kg.
"Di Grobogan kemarin saya pulang kampung, Rp 6.700, Rp 6.800. Jadi pedagang boleh membeli lebih dari Rp 6.500, gitu loh Pak. Jadi Rp 6.500 itu, jaminan negara ingin petani yang nanam padi itu sejahtera dengan dibeli minimal Rp 6.500. Itu maksudnya," tutupnya.
Simak juga Video Mentan Lapor Prabowo Stok Beras Tertinggi dalam 23 Tahun
(ada/rrd)