Kemnaker Ingatkan Penyelenggara Job Fair untuk Perkuat Perencanaan

3 days ago 3
situs winjudi online winjudi winjudi slot online winjudi online Daftar slot gacor Daftar situs slot gacor Daftar link slot gacor Daftar demo slot gacor Daftar rtp slot gacor Daftar slot gacor online terbaru Daftar situs slot gacor online terbaru Daftar link slot gacor online terbaru Daftar demo slot gacor online terbaru Daftar rtp slot gacor online terbaru slot gacor situs slot gacor link slot gacor demo slot gacor rtp slot gacor informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya informasi online hari ini berita online hari ini kabar online hari ini liputan online hari ini kutipan online hari ini informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat situs winjudi online

Jakarta -

Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) merespon atas terjadinya kericuhan dalam kegiatan bursa kerja (job fair) yang diselenggarakan di President University, Bekasi. Kemnaker berharap adanya evaluasi agar hal tersebut tidak terulang kembali.

"Kami memahami tingginya antusiasme masyarakat dalam mencari peluang kerja dan melihat peristiwa ini sebagai cerminan bahwa kebutuhan terhadap informasi dan akses kerja masih sangat besar. Sehingga penyelenggaraan job fair harus direncanakan dengan matang dan sebaik mungkin," kata Kepala Biro Humas Kemnaker, Sunardi Manampiar Sinaga dalam keterangan tertulis, Jumat (30/5/2025).

Menurut Sunardi, job fair sejatinya merupakan bentuk konsolidasi peluang kerja dalam satu tempat, sehingga sangat memungkinkan kedatangan pengunjung dalam jumlah besar.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Hal ini berbeda dengan proses lamaran kerja konvensional yang dilakukan langsung ke perusahaan, yang tidak menimbulkan keramaian karena prosesnya tersebar dan bersifat individual," ujarnya.

Dia menambahkan tingginya animo masyarakat terhadap job fair sangat bisa dimengerti, terutama dari kalangan angkatan kerja baru seperti lulusan SMA/SMK maupun perguruan tinggi. Serta masyarakat yang belum bekerja atau sedang mencari pekerjaan kembali pasca resign atau mengalami pemutusan hubungan kerja (PHK).

"Job fair merupakan salah satu bentuk fasilitasi pemerintah dalam mempertemukan para pencari kerja dengan perusahaan penyedia lapangan kerja di satu tempat. Oleh karena itu, tentu penyelenggaraannya harus dirancang secara baik dan tertib," ujarnya.

Kemnaker mencatat bahwa angkatan kerja Indonesia terus bertambah setiap tahunnya. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), pada Februari 2025, jumlah angkatan kerja mencapai lebih dari 149 juta orang, meningkat sekitar 2 juta orang dibandingkan tahun sebelumnya.

"Pertumbuhan ini utamanya disumbang oleh lulusan baru dari tingkat SMA/SMK hingga perguruan tinggi," tuturnya.

Sunardi mengungkapkan bahwa banyak penyelenggaraan job fair tetapi berjalan tertib meskipun dihadiri pengunjung dalam jumlah besar. Misalnya, job fair yang diselenggarakan Kementerian Ketenagakerjaan pada 22-23 Mei 2025 di Gedung Kemnaker, Jakarta, membuka lebih dari 52.000 lowongan kerja dari ratusan perusahaan lintas sektor.

Acara ini dihadiri oleh lebih dari 20.000 pencari kerja dan berlangsung tertib berkat perencanaan yang matang-mulai dari alur masuk-keluar, penyediaan fasilitas umum, keamanan, hingga posko kesehatan.

Selain itu, sejumlah pemerintah daerah juga aktif menyelenggarakan job fair sepanjang tahun 2025, antara lain:

  • Pemprov DKI Jakarta melalui Disnakertrans, rutin menggelar job fair di berbagai wilayah seperti Tamini Square (Februari), GOR Pancoran dan Cilandak (April), serta Kemayoran dan Johar Baru (Mei).
  • Pemkab Bekasi yang mengadakan job fair di President University, Jababeka, pada 27 Mei 2025 dengan 64 perusahaan dan 2.517 lowongan kerja.
  • Pemkab Sidoarjo yang menggelar job fair hybrid pada 27-28 Mei 2025 dengan 40 perusahaan dan 1.800 lowongan.
  • Pemkab Kebumen yang menyelenggarakan job fair di Hotel Mexolie pada 21-22 Mei 2025 dengan 7.000 lowongan.
  • Pemprov Sulawesi Tenggara yang membuka 2.573 lowongan kerja dalam job fair pada April 2025.

"Kemnaker mengapresiasi semua pemerintah daerah yang telah menyelenggarakan job fair sebagai upaya konkret mendekatkan peluang kerja kepada masyarakat. Menteri Ketenagakerjaan Prof Yassierli selalu mendorong Pemda lainnya untuk melakukan hal serupa dengan melibatkan perusahaan-perusahaan lokal guna mengakselerasi penyerapan tenaga kerja di wilayahnya masing-masing," tutur Sunardi.

Namun demikian, Kemnaker mengimbau agar setiap penyelenggaraan job fair dilakukan dengan perencanaan teknis yang komprehensif seperti pengaturan alur keluar-masuk pengunjung, pengelolaan area parkir dan keramaian, penyediaan toilet umum, penempatan posko Kesehatan, pengamanan oleh aparat dan petugas lapangan, serta pengendalian jumlah peserta melalui sistem pendaftaran daring.

"Selain faktor teknis, penting untuk dipahami bahwa dinamika ketenagakerjaan saat ini tidak semata-mata ditentukan oleh jumlah lapangan kerja. Beberapa sektor memang mengalami kontraksi, namun sektor lainnya justru tumbuh, seperti sektor teknologi digital, ekonomi kreatif, logistik, dan pelayanan kesehatan. Bahkan, sektor-sektor baru seperti green jobs dan gig economy mulai menunjukkan potensi dalam menyerap tenaga kerja, khususnya generasi muda," tuturnya.

Kemnaker berharap insiden di Bekasi menjadi bahan evaluasi bersama agar tidak terulang kembali. Dia pun menyebut, asumsi-asumsi yang mengatakan kejadian tersebut sebagai kegagalan pemerintah dalam penyediaan lapangan kerja adalah sebuah penyederhanaan yang kurang tepat.

Read Entire Article